Monday, October 24, 2016

Batuk Pada Anak


BATUK PADA ANAK

Definisi
Batuk merupakan gejala dari sebagian besar infeksi pernapasan. Infeksi pernapasan meliputi:
Infeksi pernapasan atas, seperti pilek (dikenal juga sebagai common colds, hidung beringus, nasofaringitis akut atau faringorinitis akut.)
Infeksi pernapasan bawah, seperti pneumonia, bronkitis, bronkiolitis.
Pada dasarnya batuk  tidak terlalu berbahaya karena seperti sudah dijelaskan di atas batuk adalah mekanisme untuk mengeluarkan sesuatu seperti lendir. Batuk pada anak perlu diwaspadai jika disertai :
demam tinggi sampai 39°C dan lebih dari 3 hari,
lesu dan bernapas cepat,
dadanya sesak, bibir wajah dan lidah kebiruan, berdarah.

Jenis-jenis batuk pada anak, antara lain:
  1. Batuk "Menggonggong" atau Menyalak
    Batuk seperti ini biasanya disebabkan oleh croup, yaitu suatu peradangan pada larings dan trakea yang dicetuskan oleh alergi, perubahan suhu di malam hari, atau yang paling sering adalah infeksi pernapasan atas akibat virus. Pada anak kecil, saluran napas yang kecil akan semakin menyempit ketika mengalami peradangan. Pita suara pun akan membengkak sehingga anak mengalami kesulitan bernapas. Anak usia kurang dari 3 tahun paling sering menderita croup. Croup dapat muncul mendadak di tengah malam, sehingga orang tua pun khawatir. Walaupun kebanyakan kasus dapat ditangani di rumah, apabila anak dicurigai mengalami croup, hubungilah dokter untuk mendiskusikan kondisinya. Batuk ini disebabkan oleh alergi, perubahan suhu udara dan juga infeksi saluran pernapasan bagian atas. Batuk ini bisa menyerang anak tiba-tiba, khususnya pada malam hari dan menjelang subuh saat anak tidur.
  2. Batuk Rejan (Whooping Cough)
    Batuk  yang kerap diakhiri dengan suara seperti ingin muntah ketika kita mengambil nafas. Batuk seperti ini disebabkan oleh bakteri pertussis, yang dapat menular melalui percikan cairan dari hidung atau mulut orang yang terinfeksi, yang dapat keluar karena bersin, batuk, atau tertawa.
    Bunyi "whoop" adalah bunyi yang terjadi setelah batuk, yaitu pada saat anak tersebut berusaha menarik napas dalam setelah batuk terus-menerus selama berberapa kali. Jika anak mengeluarkan bunyi "whoop" (yang terdengar seperti "hoop") setelah batuk terus-menerus sebanyak beberapa kali, kemungkinan besar ada gejala pertusis (batuk rejan) -terutama jika anak anda belum menerima vaksinasi difteri/tetanus/pertusis (DTP/DTaP).
    Di lain pihak, bayi yang menderita pertusis biasanya tidak mengeluarkan bunyi "whoop" setelah episode batuk yang panjang, tetapi bayi seperti ini dapat kekurangan oksigen atau bahkan berhenti napas karena penyakit ini. Pada bayi dan anak yang masih sangat kecil, pertusis dapat mematikan. Oleh karena itu, segera hubungi dokter.
  3. Batuk dengan Mengi
    Batuk yang disertai bunyi mengi saat anak mengeluarkan udara napas, ini mungkin menandakan adanya suatu "sumbatan" di jalan napas bawah. Sumbatan ini dapat disebabkan oleh pembengkakan akibat infeksi pernapasan (seperti bronkiolitis atau pneumonia), asma, atau akibat adanya suatu yang tersangkut di jalan napas. Pada keadaan seperti ini, hubungilah dokter, kecuali kalau anak anda sudah sering mengalami masalah ini dan anda telah mempunyai obat, seperti inhaler atau nebulizer, disertai dengan petunjuk penggunaan obat tersebut untuk menangani asma di rumah. Apabila anak tidak membaik dengan pengobatan tersebut, hubungi dokter
  4. Stridor
    Berbeda dengan mengi, stridor merupakan suara napas yang berisik dan kasar yang terdengar pada saat anak menghirup napas. Jika terdengar stridor, segera hubungi dokter. Stridor, paling sering disebabkan oleh pembengkakan di jalan napas atas, biasanya akibat croup karena virus. Namun, kadang-kadang dapat juga timbul akibat adanya benda asing yang menyumbat jalan napas atau akibat infeksi yang lebih berat yaitu epiglotitis. Epiglotitis rnerupakan keadaan yang mengancam jiwa, dimana epiglotis mengalami pembengkakan dan menutupi aliran udara ke paru. Penyebab pembengkakan epiglotis yang paling sering adalah adalah infeksi bakteri Haemophilus influenzae tipe B (Hib). Namun, epiglotitis dapat juga timbul karena penyebab lain seperti luka bakar karena air panas, cedera di tenggorokan, dan berbagai infeksi virus dan bakteri.
  5. Batuk Mendadak
    Jika anak batuk secara tiba-tiba, mungkin anak tersedak makanan atau minuman masuk "jalur yang salah" yaitu ke saluran napas atau ada sesuatu (misalnya potongan makanan, muntahan, atau mungkin mainan atau uang logam) yang tersangkut di tenggorokannya atau jalan napasnya. Batuk membantu membersihkan dan membebaskan jalan napas dari sumbatan tersebut.
    Batuk dapat berlangsung hingga semenit atau hanya sebentar saja diakibatkan tenggorokan atau jalan napasnya teriritasi. Akan tetapi, jika batuk tidak kunjung reda atau justru menjadi sulit bernapas, hubungi dokter. Jangan coba-coba membersihkan tenggorokannya dengan jari anda karena tindakan ini justru dapat mendorong sumbatan yang ada semakin jauh ke bawah ke pipa udara.
  6. Batuk Malam Hari
    Banyak batuk yang memburuk pada malam hari. Hal ini karena pada saat anak berbaring di tempat tidur, sumbatan pada hidung dan sinus mengalir ke tenggorokan dan menimbulkan iritasi. Keadaan ini umumnya tidak mengkhawatirkan kecuali bila sampai mengganggu tidur si anak.
    Asma juga dapat mencetuskan batuk malam hari karena jalan napas kita cenderung lebih sensitif dan menjadi lebih mudah teriritasi pada malam hari.
  7. Batuk Siang Hari
    Biasanya ditimbulkan oleh alergi, asma, pilek (colds), flu, dan infeksi pernapasan lainnya. Udara dingin atau aktivitas dapat memperberat batuk, dan batuk ini seringkali membaik pada malam hari atau pada saat anak beristirahat. Pada keadaan ini, sebaiknya AC tidak dinyalakan, tidak ada binatang piaraan atau asap, yang menyebabkan anak batuk.
  8. Batuk disertai Pilek (Colds)
    Kebanyakan pilek (colds) disertai dengan batuk. Oleh karena itu, dapat dimengerti jika saat anak anda pilek, ia juga mengalami batuk (kering atau berdahak). Batuk ini biasanya berlangsung selama 1 minggu ketika gejala pilek (colds) lainnya telah mereda.
  9. Batuk dengan Demam
    Jika anak batuk, dengan demam yang tidak tinggi dan hidung beringus, kemungkinannya adalah ia menderita pilek (colds) biasa. Di lain pihak, batuk yang disertai 39 derajat Celcius atau lebih tinggi dimana anak tampak lesu dan napasnya cepat, pikirkan kemungkinan pneumonia. Pada kasus ini, hubungi dokter sesegera mungkin.
  10. Batuk dengan Muntah
    Batuk yang berat pada anak seringkali merangsang refleks muntah. Biasanya, hal ini tidak membahayakan kecuali jika muntah berkelanjutan. Anak yang batuk dengan pilek (colds)/ flu atau asma, bisa muntah apabila lendir mengalir ke lambung dan menyebabkan mual. Perlu diingat, keadaan ini dapat merupakan hal yang biasa dan tidak berbahaya.

Diagnosis

Untuk menentukan penyebab batuk, beberapa hal penting untuk diperhatikan. Yang pertama tentunya perlu dibedakan apakah batuk ini dialami terus menerus atau kambuh kembali setelah sempat sembuh. Mulainya batuk juga penting diketahui, misalnya batuk yang sangat tiba-tiba tanpa gejala lain mungkin menandakan adanya benda asing yang tersangkut di saluran napas. Jenis dan pola batuk juga dapat memberi petunjuk dalam menentukan penyebab batuk. Misalnya batuk yang dialami dalam serangan-serangan yang tidak terkontrol (paroxysmal) mungkin disebabkan pertusis, chlamydia, atau benda asing. Batuk yang menghilang selama tidur dapat menandakan bahwa batuk yang dialami hanyalah karena kebiasaan (habit cough). Gejala lain yang menyertai batuk juga sangat menolong dalam upaya ini karena beberapa penyakit memiliki gejala-gejala yang cukup khas, misalnya: sinusitis, rinitis kronis, atopi, atau asma. Selain itu, paparan terhadap asap rokok juga merupakan faktor penting pada anak dengan keluhan batuk. 
Pada pemeriksaan fisik, ada tidaknya tanda kekurangan oksigen (hipoksia) yang berlangsung kronis harus diteliti, misalnya: gagal tumbuh dan clubbing (kondisi akibat hipoksia kronis di mana batas kuku dengan kulit jari menjadi datar jika diamati dari samping dan jari terlihat lebih lebar). Selain itu tentunya tanda-tanda lain seperti demam, napas yang cepat, mengi, dan bunyi napas yang tidak simetris juga harus diperhatikan. Pemeriksaan lebih lanjut seperti pemeriksaan laboratorium atau X-ray hanya dibutuhkan pada kasus-kasus tertentu.

Penanganan

Jika anak dalam keadaan sehat dan pemeriksaan fisiknya normal, yang perlu dilakukan hanya menghindari paparan terhadap zat yang mengiritasi seperti asap rokok. Tidak ada bukti yang menunjukkan peran obat penekan batuk, dekongestan, anti alergi, atau antibiotik pada penanganan batuk dalam kasus seperti ini. Kunjungan follow-up ke dokter dapat dilakukan dalam 2-3 minggu.


Pendarahan Diluar Siklus Haid Karna Trauma


PERDARAHAN DILUAR SIKLUS HAID KARENA TRAUMA (PERDARAHAN POST COITUS)

DEFINISI

Perdarahan di luar masa haid adalah perdarahan yang terjadi setelah masa haid berhenti atau dapat didefinisikan perdarahan yang terjadi pada seorang wanita dimana wanita tersebut tidak berada  pada siklus menstruasi.Jika terjadi di luar masa haid, meskipun darah yang keluar cuma sedikit atau sekadar vlek, tetap disebut perdarahan(dr. Arju Arnita Sp.OG).
Sedangkan yang dimaksud dengan perdaran diluar siklus haid karena trauma disini adalah dimana seorang wanita mengalami perdarahan baik sedikit ataupun banyak diluar siklus haidnya dikarenakan adanya suatu benda asing yang masuk ke dalam  alat reproduksi wanita yang menimbulkan suatu trauma seperti lecet atau perdarahan yang terjadi setelah melakukan hubungan seksual (post coitus bleeding).

ETIOLOGI

Penyebab perdarahan di luar masa haid dapat dikarenakan banyak hal, sehingga harus diketahui penyebab pasti dari perdarahannya, agar penanganan yang dilakukan tepat. Perdarahan yang terjadi meliputibeberapa lokasi yaitu : perdarahan pada vagina, perdarahan pada leher rahim (servik), perdarahan pada rahim, dimana perdarahan pada vagina dan servik lebih mudah dalaam mendeeteksi dengan menggonakan pemeriksaan inspikulo untuk melihat daerah yang mengalami lecet atau trauma. Sedangkan pada daerah uterus dperlukan pemeriksaan seperti USG untuk melihat lokasi yang mengalami trauma. Peradangan pada serviks (leher rahim) dimana hubungan seksual dapat menyebabkan perdarahan. Kondisi ini disebut dengan erosi serviks, umum terjadi pada wanita muda, wanita hamil, dan mereka yang memakai kontrasepsi pil. Kebanyakan perdarahan berasal dari mulut rahim atau dari dalam rahim, dan jarang yang berasal dari vagina Yang jelas akan mengganggu keadaan umum. HB (hemoglobin) turun, kepala pusing, tekanan darah menurun, nadi meningkat.
Perdarah diluar siklus haid karena trauma yang paling sering ditemukan yaitu perdarahan setelah melakukan hubungan seksual (post coitus bleeding). Dimana  penyebab  pendarahan setelah melakuakan hubungan seksual diantaranya yaitu:
  1. Cervical dysplasia :  (Displasia serviks) merupakan perubahan pra-kanker pada leher rahim.  teorinya dikatakan disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV).. Risiko meningkat dengan beberapa mitra seksual, hubungan seks sebelum usia 18, melahirkan sebelum usia 16, atau sejarah masa lalu dari PMS. Cara deteksi displasia dilakukan dengan pemeriksaan Pap Smear.
  2. Chlamydia : merupakan infeksi bakteri yang biasanya ditularkan melalui aktivitas seksual yaitu dapat ditularksn melalui   kontak dengan cairan semen, cairan vagina, atau darah orang terinfeksi.
  3. Gonorea : biasanya penyakit disebabkan oleh bakteri. Farmasi beberapa perawatan yang tersedia.
  4. Vaginitis atau Cervicitis: merupakan  peradangan atau bengkak dan infeksi pada vagina atau cervix. Dimama terjadi kekurangan hormon estrogen, terutama pada wanita post menopause. Kurangnya lendir pada vagina menyebabkan hubungan seksual menjadi nyeri dan dapat terjadi perdarahan Pengobatan yang dapat dilakukan disesuaikan dengan penyebab dari vaginitis atau cervisitis itu sendiri.
  5. Cervical polyps: Cervical polyps yang halus, merah atau ungu, seperti growths-jari yang tumbuh dari lapisan lendir di cervix atau cervical kanal. Cervical polyps sangat rapuh, memperluas dari cervix.
  6. Trichomoniasis: disebabkan oleh  protozoan. Dapat masuk ke vagina paga proses bersalin karena kurangnya hiegyne selama proses persalinan.  Meskipun jarang, transmisi juga mungkin melalui  keran air, hot tubs, air seni, di WC duduk, dan di kolam renang. Dapat menyebabkan vaginitis.
  7. Vaginal Yeast Infection: Adalah pertu,buhan jamur yang terlalu cepat pada daerah vagina. Umumnya gejala yang sering dirasakan yaitu: rasa gatal, membakar, dan keluar keputihan yang kental, tetapi tidak berbau.
  8. Endometritis atau adenomyosis: Endometritis didefinisikan oleh Dorland's Medical Dictionary, 27. Edition sebagai peradangan pada endometrium (lapisan yang paling dalam dari rahim).
  9. Polip rahim, mirip dengan polip serviks, tetapi bedanya polip rahim  tumbuh didalam rongga rahim.
  10. Fibroid Tumors: adalah massa yang solid yang terbuat dari serabut jaringan. Fibroid Tumors jarang ganas. Gejala fibroid Tumors bervariasi antara perempuan, dengan beberapa perempuan tidak pernah mengalami semua gejala sama sekali. Perempuan yang dapat menunggu sampai mati haid akan melihat fibroids mereka bersembunyi dan hilang setelah tubuh mereka berhenti memproduksi estrogen.
  11. Penyakit peradangan pelvis (PID, pelvic inflammatory disease) akut paling banyak disebabkan oleh infeksi yang naik (ascending) dari vagina atau serviks, yang merupakan peradangan pada traktus genitalia bagian atas. Hal ini dapat menimbulkan kombinasi dari salpingitis, endometriosis, ooforitis, peritonitis pelvis, dan pembentukan abses tubo-ovarian

PENANGANAN

Perdarahan yang abnormal yang terjadi diluar siklus haid merupakan suatu keadaaan yang membahayakan. Dimana pada saat wanita mengalami perdarahan diluar siklus menstruasinya, terlebih lagi apabila wanita tersebut mengalami perdarahaa setelah melakukan hubungan seksual (post coitus bleeding) dicurigai perdarahan ini merupakan suatu gejala keganasan. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu dilakukan pemeriksaan secara didi untuk mengetahui penyebabnya. Untuk mengatasi perdarahan harus diketahui penyebab pasti dari perdarahan tersebut. Semakin dini dilakukan pemeriksaan, semakin dini pula terapi yang akan didapatkan, sehingga kemungkinan untuk teratai akan lebih besar.
Selain itu juga harus diketahui dimana lokasi perdarahan serta penyebab pastinya.  maka dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu USG. Dengan melakukan pemeriksaan USG maka dapat diketahui secara lebih pasti.
Hal yang paling penting dilakukan untuk menghindari masalah-masalah tersebut yaitu dengan melakukan pemeriksaan Pap Smear secara teraatur untuk mendeteksi secara dini kelainan-kelainan yang terjadi pada organ reproduksi. Semua wanita yang sudah pernah melakukan hubungan seksual dianjurkan untuk melakukan tes ini secara rutin, minimal setahun sekali.. Pap smear dilakukan sebagai pencegahan supaya bisa mendeteksi kelainan lebih dini, sehingga terapinya lebih ringan. Kalau stadiumnya sudah tinggi, maka penanganan yang dilakukan juga lebih sulit walaupun dengan melakukan pengangkatan rahim sekalipun belum tentu dapat menjadi solusi yang tepat, karena sel kanker sudah kemana-mana. Jika terdeteksi ada masalah, pap smear bisa dilakukan lebih rutin.