Monday, October 24, 2016

Batuk Pada Anak


BATUK PADA ANAK

Definisi
Batuk merupakan gejala dari sebagian besar infeksi pernapasan. Infeksi pernapasan meliputi:
Infeksi pernapasan atas, seperti pilek (dikenal juga sebagai common colds, hidung beringus, nasofaringitis akut atau faringorinitis akut.)
Infeksi pernapasan bawah, seperti pneumonia, bronkitis, bronkiolitis.
Pada dasarnya batuk  tidak terlalu berbahaya karena seperti sudah dijelaskan di atas batuk adalah mekanisme untuk mengeluarkan sesuatu seperti lendir. Batuk pada anak perlu diwaspadai jika disertai :
demam tinggi sampai 39°C dan lebih dari 3 hari,
lesu dan bernapas cepat,
dadanya sesak, bibir wajah dan lidah kebiruan, berdarah.

Jenis-jenis batuk pada anak, antara lain:
  1. Batuk "Menggonggong" atau Menyalak
    Batuk seperti ini biasanya disebabkan oleh croup, yaitu suatu peradangan pada larings dan trakea yang dicetuskan oleh alergi, perubahan suhu di malam hari, atau yang paling sering adalah infeksi pernapasan atas akibat virus. Pada anak kecil, saluran napas yang kecil akan semakin menyempit ketika mengalami peradangan. Pita suara pun akan membengkak sehingga anak mengalami kesulitan bernapas. Anak usia kurang dari 3 tahun paling sering menderita croup. Croup dapat muncul mendadak di tengah malam, sehingga orang tua pun khawatir. Walaupun kebanyakan kasus dapat ditangani di rumah, apabila anak dicurigai mengalami croup, hubungilah dokter untuk mendiskusikan kondisinya. Batuk ini disebabkan oleh alergi, perubahan suhu udara dan juga infeksi saluran pernapasan bagian atas. Batuk ini bisa menyerang anak tiba-tiba, khususnya pada malam hari dan menjelang subuh saat anak tidur.
  2. Batuk Rejan (Whooping Cough)
    Batuk  yang kerap diakhiri dengan suara seperti ingin muntah ketika kita mengambil nafas. Batuk seperti ini disebabkan oleh bakteri pertussis, yang dapat menular melalui percikan cairan dari hidung atau mulut orang yang terinfeksi, yang dapat keluar karena bersin, batuk, atau tertawa.
    Bunyi "whoop" adalah bunyi yang terjadi setelah batuk, yaitu pada saat anak tersebut berusaha menarik napas dalam setelah batuk terus-menerus selama berberapa kali. Jika anak mengeluarkan bunyi "whoop" (yang terdengar seperti "hoop") setelah batuk terus-menerus sebanyak beberapa kali, kemungkinan besar ada gejala pertusis (batuk rejan) -terutama jika anak anda belum menerima vaksinasi difteri/tetanus/pertusis (DTP/DTaP).
    Di lain pihak, bayi yang menderita pertusis biasanya tidak mengeluarkan bunyi "whoop" setelah episode batuk yang panjang, tetapi bayi seperti ini dapat kekurangan oksigen atau bahkan berhenti napas karena penyakit ini. Pada bayi dan anak yang masih sangat kecil, pertusis dapat mematikan. Oleh karena itu, segera hubungi dokter.
  3. Batuk dengan Mengi
    Batuk yang disertai bunyi mengi saat anak mengeluarkan udara napas, ini mungkin menandakan adanya suatu "sumbatan" di jalan napas bawah. Sumbatan ini dapat disebabkan oleh pembengkakan akibat infeksi pernapasan (seperti bronkiolitis atau pneumonia), asma, atau akibat adanya suatu yang tersangkut di jalan napas. Pada keadaan seperti ini, hubungilah dokter, kecuali kalau anak anda sudah sering mengalami masalah ini dan anda telah mempunyai obat, seperti inhaler atau nebulizer, disertai dengan petunjuk penggunaan obat tersebut untuk menangani asma di rumah. Apabila anak tidak membaik dengan pengobatan tersebut, hubungi dokter
  4. Stridor
    Berbeda dengan mengi, stridor merupakan suara napas yang berisik dan kasar yang terdengar pada saat anak menghirup napas. Jika terdengar stridor, segera hubungi dokter. Stridor, paling sering disebabkan oleh pembengkakan di jalan napas atas, biasanya akibat croup karena virus. Namun, kadang-kadang dapat juga timbul akibat adanya benda asing yang menyumbat jalan napas atau akibat infeksi yang lebih berat yaitu epiglotitis. Epiglotitis rnerupakan keadaan yang mengancam jiwa, dimana epiglotis mengalami pembengkakan dan menutupi aliran udara ke paru. Penyebab pembengkakan epiglotis yang paling sering adalah adalah infeksi bakteri Haemophilus influenzae tipe B (Hib). Namun, epiglotitis dapat juga timbul karena penyebab lain seperti luka bakar karena air panas, cedera di tenggorokan, dan berbagai infeksi virus dan bakteri.
  5. Batuk Mendadak
    Jika anak batuk secara tiba-tiba, mungkin anak tersedak makanan atau minuman masuk "jalur yang salah" yaitu ke saluran napas atau ada sesuatu (misalnya potongan makanan, muntahan, atau mungkin mainan atau uang logam) yang tersangkut di tenggorokannya atau jalan napasnya. Batuk membantu membersihkan dan membebaskan jalan napas dari sumbatan tersebut.
    Batuk dapat berlangsung hingga semenit atau hanya sebentar saja diakibatkan tenggorokan atau jalan napasnya teriritasi. Akan tetapi, jika batuk tidak kunjung reda atau justru menjadi sulit bernapas, hubungi dokter. Jangan coba-coba membersihkan tenggorokannya dengan jari anda karena tindakan ini justru dapat mendorong sumbatan yang ada semakin jauh ke bawah ke pipa udara.
  6. Batuk Malam Hari
    Banyak batuk yang memburuk pada malam hari. Hal ini karena pada saat anak berbaring di tempat tidur, sumbatan pada hidung dan sinus mengalir ke tenggorokan dan menimbulkan iritasi. Keadaan ini umumnya tidak mengkhawatirkan kecuali bila sampai mengganggu tidur si anak.
    Asma juga dapat mencetuskan batuk malam hari karena jalan napas kita cenderung lebih sensitif dan menjadi lebih mudah teriritasi pada malam hari.
  7. Batuk Siang Hari
    Biasanya ditimbulkan oleh alergi, asma, pilek (colds), flu, dan infeksi pernapasan lainnya. Udara dingin atau aktivitas dapat memperberat batuk, dan batuk ini seringkali membaik pada malam hari atau pada saat anak beristirahat. Pada keadaan ini, sebaiknya AC tidak dinyalakan, tidak ada binatang piaraan atau asap, yang menyebabkan anak batuk.
  8. Batuk disertai Pilek (Colds)
    Kebanyakan pilek (colds) disertai dengan batuk. Oleh karena itu, dapat dimengerti jika saat anak anda pilek, ia juga mengalami batuk (kering atau berdahak). Batuk ini biasanya berlangsung selama 1 minggu ketika gejala pilek (colds) lainnya telah mereda.
  9. Batuk dengan Demam
    Jika anak batuk, dengan demam yang tidak tinggi dan hidung beringus, kemungkinannya adalah ia menderita pilek (colds) biasa. Di lain pihak, batuk yang disertai 39 derajat Celcius atau lebih tinggi dimana anak tampak lesu dan napasnya cepat, pikirkan kemungkinan pneumonia. Pada kasus ini, hubungi dokter sesegera mungkin.
  10. Batuk dengan Muntah
    Batuk yang berat pada anak seringkali merangsang refleks muntah. Biasanya, hal ini tidak membahayakan kecuali jika muntah berkelanjutan. Anak yang batuk dengan pilek (colds)/ flu atau asma, bisa muntah apabila lendir mengalir ke lambung dan menyebabkan mual. Perlu diingat, keadaan ini dapat merupakan hal yang biasa dan tidak berbahaya.

Diagnosis

Untuk menentukan penyebab batuk, beberapa hal penting untuk diperhatikan. Yang pertama tentunya perlu dibedakan apakah batuk ini dialami terus menerus atau kambuh kembali setelah sempat sembuh. Mulainya batuk juga penting diketahui, misalnya batuk yang sangat tiba-tiba tanpa gejala lain mungkin menandakan adanya benda asing yang tersangkut di saluran napas. Jenis dan pola batuk juga dapat memberi petunjuk dalam menentukan penyebab batuk. Misalnya batuk yang dialami dalam serangan-serangan yang tidak terkontrol (paroxysmal) mungkin disebabkan pertusis, chlamydia, atau benda asing. Batuk yang menghilang selama tidur dapat menandakan bahwa batuk yang dialami hanyalah karena kebiasaan (habit cough). Gejala lain yang menyertai batuk juga sangat menolong dalam upaya ini karena beberapa penyakit memiliki gejala-gejala yang cukup khas, misalnya: sinusitis, rinitis kronis, atopi, atau asma. Selain itu, paparan terhadap asap rokok juga merupakan faktor penting pada anak dengan keluhan batuk. 
Pada pemeriksaan fisik, ada tidaknya tanda kekurangan oksigen (hipoksia) yang berlangsung kronis harus diteliti, misalnya: gagal tumbuh dan clubbing (kondisi akibat hipoksia kronis di mana batas kuku dengan kulit jari menjadi datar jika diamati dari samping dan jari terlihat lebih lebar). Selain itu tentunya tanda-tanda lain seperti demam, napas yang cepat, mengi, dan bunyi napas yang tidak simetris juga harus diperhatikan. Pemeriksaan lebih lanjut seperti pemeriksaan laboratorium atau X-ray hanya dibutuhkan pada kasus-kasus tertentu.

Penanganan

Jika anak dalam keadaan sehat dan pemeriksaan fisiknya normal, yang perlu dilakukan hanya menghindari paparan terhadap zat yang mengiritasi seperti asap rokok. Tidak ada bukti yang menunjukkan peran obat penekan batuk, dekongestan, anti alergi, atau antibiotik pada penanganan batuk dalam kasus seperti ini. Kunjungan follow-up ke dokter dapat dilakukan dalam 2-3 minggu.


Pendarahan Diluar Siklus Haid Karna Trauma


PERDARAHAN DILUAR SIKLUS HAID KARENA TRAUMA (PERDARAHAN POST COITUS)

DEFINISI

Perdarahan di luar masa haid adalah perdarahan yang terjadi setelah masa haid berhenti atau dapat didefinisikan perdarahan yang terjadi pada seorang wanita dimana wanita tersebut tidak berada  pada siklus menstruasi.Jika terjadi di luar masa haid, meskipun darah yang keluar cuma sedikit atau sekadar vlek, tetap disebut perdarahan(dr. Arju Arnita Sp.OG).
Sedangkan yang dimaksud dengan perdaran diluar siklus haid karena trauma disini adalah dimana seorang wanita mengalami perdarahan baik sedikit ataupun banyak diluar siklus haidnya dikarenakan adanya suatu benda asing yang masuk ke dalam  alat reproduksi wanita yang menimbulkan suatu trauma seperti lecet atau perdarahan yang terjadi setelah melakukan hubungan seksual (post coitus bleeding).

ETIOLOGI

Penyebab perdarahan di luar masa haid dapat dikarenakan banyak hal, sehingga harus diketahui penyebab pasti dari perdarahannya, agar penanganan yang dilakukan tepat. Perdarahan yang terjadi meliputibeberapa lokasi yaitu : perdarahan pada vagina, perdarahan pada leher rahim (servik), perdarahan pada rahim, dimana perdarahan pada vagina dan servik lebih mudah dalaam mendeeteksi dengan menggonakan pemeriksaan inspikulo untuk melihat daerah yang mengalami lecet atau trauma. Sedangkan pada daerah uterus dperlukan pemeriksaan seperti USG untuk melihat lokasi yang mengalami trauma. Peradangan pada serviks (leher rahim) dimana hubungan seksual dapat menyebabkan perdarahan. Kondisi ini disebut dengan erosi serviks, umum terjadi pada wanita muda, wanita hamil, dan mereka yang memakai kontrasepsi pil. Kebanyakan perdarahan berasal dari mulut rahim atau dari dalam rahim, dan jarang yang berasal dari vagina Yang jelas akan mengganggu keadaan umum. HB (hemoglobin) turun, kepala pusing, tekanan darah menurun, nadi meningkat.
Perdarah diluar siklus haid karena trauma yang paling sering ditemukan yaitu perdarahan setelah melakukan hubungan seksual (post coitus bleeding). Dimana  penyebab  pendarahan setelah melakuakan hubungan seksual diantaranya yaitu:
  1. Cervical dysplasia :  (Displasia serviks) merupakan perubahan pra-kanker pada leher rahim.  teorinya dikatakan disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV).. Risiko meningkat dengan beberapa mitra seksual, hubungan seks sebelum usia 18, melahirkan sebelum usia 16, atau sejarah masa lalu dari PMS. Cara deteksi displasia dilakukan dengan pemeriksaan Pap Smear.
  2. Chlamydia : merupakan infeksi bakteri yang biasanya ditularkan melalui aktivitas seksual yaitu dapat ditularksn melalui   kontak dengan cairan semen, cairan vagina, atau darah orang terinfeksi.
  3. Gonorea : biasanya penyakit disebabkan oleh bakteri. Farmasi beberapa perawatan yang tersedia.
  4. Vaginitis atau Cervicitis: merupakan  peradangan atau bengkak dan infeksi pada vagina atau cervix. Dimama terjadi kekurangan hormon estrogen, terutama pada wanita post menopause. Kurangnya lendir pada vagina menyebabkan hubungan seksual menjadi nyeri dan dapat terjadi perdarahan Pengobatan yang dapat dilakukan disesuaikan dengan penyebab dari vaginitis atau cervisitis itu sendiri.
  5. Cervical polyps: Cervical polyps yang halus, merah atau ungu, seperti growths-jari yang tumbuh dari lapisan lendir di cervix atau cervical kanal. Cervical polyps sangat rapuh, memperluas dari cervix.
  6. Trichomoniasis: disebabkan oleh  protozoan. Dapat masuk ke vagina paga proses bersalin karena kurangnya hiegyne selama proses persalinan.  Meskipun jarang, transmisi juga mungkin melalui  keran air, hot tubs, air seni, di WC duduk, dan di kolam renang. Dapat menyebabkan vaginitis.
  7. Vaginal Yeast Infection: Adalah pertu,buhan jamur yang terlalu cepat pada daerah vagina. Umumnya gejala yang sering dirasakan yaitu: rasa gatal, membakar, dan keluar keputihan yang kental, tetapi tidak berbau.
  8. Endometritis atau adenomyosis: Endometritis didefinisikan oleh Dorland's Medical Dictionary, 27. Edition sebagai peradangan pada endometrium (lapisan yang paling dalam dari rahim).
  9. Polip rahim, mirip dengan polip serviks, tetapi bedanya polip rahim  tumbuh didalam rongga rahim.
  10. Fibroid Tumors: adalah massa yang solid yang terbuat dari serabut jaringan. Fibroid Tumors jarang ganas. Gejala fibroid Tumors bervariasi antara perempuan, dengan beberapa perempuan tidak pernah mengalami semua gejala sama sekali. Perempuan yang dapat menunggu sampai mati haid akan melihat fibroids mereka bersembunyi dan hilang setelah tubuh mereka berhenti memproduksi estrogen.
  11. Penyakit peradangan pelvis (PID, pelvic inflammatory disease) akut paling banyak disebabkan oleh infeksi yang naik (ascending) dari vagina atau serviks, yang merupakan peradangan pada traktus genitalia bagian atas. Hal ini dapat menimbulkan kombinasi dari salpingitis, endometriosis, ooforitis, peritonitis pelvis, dan pembentukan abses tubo-ovarian

PENANGANAN

Perdarahan yang abnormal yang terjadi diluar siklus haid merupakan suatu keadaaan yang membahayakan. Dimana pada saat wanita mengalami perdarahan diluar siklus menstruasinya, terlebih lagi apabila wanita tersebut mengalami perdarahaa setelah melakukan hubungan seksual (post coitus bleeding) dicurigai perdarahan ini merupakan suatu gejala keganasan. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu dilakukan pemeriksaan secara didi untuk mengetahui penyebabnya. Untuk mengatasi perdarahan harus diketahui penyebab pasti dari perdarahan tersebut. Semakin dini dilakukan pemeriksaan, semakin dini pula terapi yang akan didapatkan, sehingga kemungkinan untuk teratai akan lebih besar.
Selain itu juga harus diketahui dimana lokasi perdarahan serta penyebab pastinya.  maka dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu USG. Dengan melakukan pemeriksaan USG maka dapat diketahui secara lebih pasti.
Hal yang paling penting dilakukan untuk menghindari masalah-masalah tersebut yaitu dengan melakukan pemeriksaan Pap Smear secara teraatur untuk mendeteksi secara dini kelainan-kelainan yang terjadi pada organ reproduksi. Semua wanita yang sudah pernah melakukan hubungan seksual dianjurkan untuk melakukan tes ini secara rutin, minimal setahun sekali.. Pap smear dilakukan sebagai pencegahan supaya bisa mendeteksi kelainan lebih dini, sehingga terapinya lebih ringan. Kalau stadiumnya sudah tinggi, maka penanganan yang dilakukan juga lebih sulit walaupun dengan melakukan pengangkatan rahim sekalipun belum tentu dapat menjadi solusi yang tepat, karena sel kanker sudah kemana-mana. Jika terdeteksi ada masalah, pap smear bisa dilakukan lebih rutin. 


Pendarahan Diluar Haid Karna Polip


PENDARAHAN DI LUAR HAID KARENA POLIP

HIPERMENOROE

PENGERTIAN
Pendarahan di luar haid (hipermenorea) ialah pendarahan haid yang lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari). Merupakan perdarahan yang terjadi diluar haid dengan penyebab kelainan hormonal atau kelainan organ genitalia.
Pada haid normal, jumlah darah yang keluar tidak lebih dari 40 ml dan berhenti setelah proses pengelupasan endometrium berakhir.
Perdarahan terjadi dalam masa antara 2 haid. Perdarahan ini tampak terpisah dan dapat dibedakan dari haid, atau 2 jenis pendarahan ini menjadi satu; yang pertama dinamakan metroragia, yang kedua menometroragia. 

PENYEBAB

Sebab - sebab perdarahan organic dari uterus, tuba dan ovarium adalah adanya kelainan pada :
  • Serviks uteri, seperti polipus servisis uteri, erosio porsionis uteri, ulkus pada porsio uteri, karsinoma sevisitis uteri.
  • Korpus uteri, seperti polip endometrium, abortus imminens, abortus sedang berlangsung, abortus inkompletus, mola hidatidosa, koriokarsinoma, subinvolusio uteri, karsinoma korporis, uteri, sarcoma uteri, mioma uteri.
  • Tuba fallopi, seperti kehamilan ektopik terganggu, radang tuba, tumor tuba.
  • Ovarium, seperti radang ovarium, tumor ovarium. 

Sebab - sebab fungsional :
Perdarahan dari uterus yang tidak ada hubungannya dengan sebab organic dinamakan perdarahan disfungsional. Perdarahan disfungsional dapat terjadi pada setiap umur antara menarche dan menopause.

PATOLOGI

  Schroder pada tahun 1915, setelah penelitian histopatologik pada uterus dan ovarium pada waktu yang sama, menarik kesimpulan bahwa gangguan perdarahan yang dinamakan metropatia hemoragika terjadi karena persistensi folikel yang tidak pecah sehingga tidak terjadi ovulasi dan pembentukan korpus liteum. Akibatnya terjadilan hyperplasia endometrium karena stimulasi estrogen yang berlebihan dan terus menerus. Penjelasan ini masih dapat diterima untuk sebagian besar kasus-kasus perdarahan disfungsional.
Pembagian endometrium dalam endometrium jenis non sekresi penting artinya, karena , karena dengan demikian dapat dibedakan perdarahan yang anovulatoar dari yang uvoltoar, klasifikasi ini mempunyai nilai-nilai klinik karena kedua jenis perdarahan disfungsional ini mempunyai dasar etiologi yang berlainan dan memerlukan penanganan yang berbeda. Pada perdarahan disfungsional yang ovulatoar, gangguan dianggap berasal dari faktor-faktor neuromuscular, vasomotorik, atau hematoogik, yang mekanismenya be,um seberapa dimengerti, sedangkan perdarahan anovulaoar biasanya dianggap bersumber pada gangguan endokrin.

GAMBARAN KLINIK

Perdarahan ovulatoar
Perdarahan ini merupakan kurang lebih 10% dari perdarahan disfungsional dengan siklus pendek (polimenorea) atau panjang (oligomenorea), perdarahan ovulatoar perlu dilakukan kerokan pada masa mendekati haid. Jika karena perdarahan yang lama dan tidak teratur siklus haid tidak dikenali lagi. 
Perdarahan berasal dari endometrium tipe sekresi tanpa adanya sebab organik, maka harus dipikirkan sebagai etiologinya :
  1. Korpus leteum persistens; dalam hal ini dijumpai perdarahan kedang-kadang bersamaan dengan ovarium membesar. Sindrom ini harus dibedakan dari kehamilan ektopik.
  2. Insifisiensi korpus luteum dapat menyebabkan premenstrual spotting, menoragia atau polimenorea.
  3. Apopleksia uteri; pada wanita dengan hipertensi dapat terjadi pecahnya pembuluh darah dalam uterus.
  4. Kelainan darah; seperti anemia, purpura trombositopenik, dan gangguan dalam mekanisme pembekuan darah.


Perdarahan anovulatoar
Stimulasi dengan estrogen menyebabkan tumbuhnya endometrium. Dengan menurunnya kadar estrogen di bawah tingkat tertentu, timbul perdarahan yang kadang-kadang bersifat siklis, kadang-kadang tidak teratur sama sekali. Fluktuasi kadar estrogen ada sangkut pautnya dengan jumlah folikel yang pada suatu waktu fungsional aktif.

DiAGNOSIS
  Perlu ditanyakan bagaimana mulainya perdarahan, apakah didahului oleh siklus yang pendek atau oleh oligomenorea/amenorea, sefat perdarahan (banyak atau sedikit-sedikit, sakit atau tidak), lama perdarahan dan sebagainya. Kecurigaan terhadap salah satu penyakit tersebut hendaknya menjadi dorongan untuk melakukan pemeriksaan dengan teliti kearah penyakit yang bersangkutan.

PENANGANAN
  Pengeluaran darah pada perdarahan disfungsional sangat banyak, dalam hal ini penderita harus istirahat baring dan diberi transfuse darah. Setelah pemeriksaan ginekologik menunjukan bahwa perdarahan berasal dari uterus dan tidak ada abortus incomplete, perdarahan untuk sementara waktu dapat dipengaruhi dengan hormon steroid.
Dapat diberikan :
  • Estroten dalam dosis tinggi, supaya kadarnya dalam darah meningkat dan perdarahan berhenti. Dapat diberikan secara intramuskulus dipriopionas estradiol 2,5 mg, atau benzoas estradiol1,5 mg, atau valeras estradiol 20 mg. keberatan terapi ini adalah bahwa setelah suntikan dihentikan, perdarahan timbul lagi.
  • Progesteron: pertimbangan disini adalah bahwa sebagian besar perdarahan fungsional bersifat anovulatoar, sehingga pemberian progesterone mengimbangan pengaruh estrogen terhadap endometrium. Dapat diberikan kaproas hidrokksi-progesteron 125 mg, secara intramuscular, atau dapat diberikan per os sehari norethondrone 15 mg atau asetas medroksi-progesteron (Provera) 10 mg, yang dapat diulangi. Terapi ini berguna pada wanita dalam masa pubertas.


POLIP

PENGERTIAN
Polip adalah pertumbuhan bertangkai vaskular jinak yang biasanya muncul pada endometrium serviks dan menonjol melebihi ostium uteri eksternaum. Polip lazim menyebabkan pendarahan serviks, karena ujungnya cenderung mudah berdarah pada sentuhan (pencuncian atau sanggama). Polip juga sering berdarah beberapa hari setelah atau sebelum haid.
Polip-polip kandungan adalah pertumbuhan-pertumbuhan yang terlalu cepat, atau tonjolan-tonjolan yang tidak berbahaya dari jaringan normal yang melapisi kandungan kedalam rongga kandungan. Polip-polip mungkin juga ditemukan pada cervix kandungan. Polip-polip biasanya melekat pada kandungan yang mendasarinya dengan dasar atau batang, dan mereka bervariasi dalam ukuran. Polip-polip hanya jarang mengandung sel-sel kanker. Mereka adalah paling umum pada wanita-wanita berumur 40an.

GEJALA
Polip-polip kandungan mungkin tidak menghasilkan segala gejala-gejala. Bagaimanapun, beberapa wanita-wanita mungkin mengalami: 
perdarahan vagina yang tidak beraturan, 
perdarahan setelah hubungan seksual, atau 
perdarahan menstruasi yang berat. 

DIAGNOSA
Adakalanya, polip-polip keluar melalui mulut cervix (leher rahim) sehingga mereka terlihat sewaktu pemeriksaan speculum, seperti sewaktu pap smear. Diagnosis adalah dengan ultrasound atau pemeriksaan dibawah mikroskop dari jaringan yang dikeluarkan sewaktu sampling (pengambilan contoh) kandungan. Diagnosis dapat juga dibuat dengan hysteroscopy, pemasukan dari scope yang mengizinkan visualisasi dari rongga kandungan dari dalam. Adalah seringkali mungkin untuk mengeluarkan polip-polip sewaktu prosedur ini. Curettage, prosedur dimana lapisan kandungan dikeluarkan, dapat digunakan untuk menyembuhkan polip-polip endometrial pada kebanyakan kasus-kasus. 
Tes Sitologi serviks (Apusan Pap): Apusan sitologi serviks dan sambungan skuamolummer dan endoserviks sangat bermaat untuk evaluasi penyakit serviks yang tidak terlihat. Gambaran dysplasia atau kemungkinan keganasan menunjukkan kebutuhan untuk evaluasi diagnostic tambahan.
Biakan serviks: memberikan diagnosi bakteriologi spesifik bila diduga gonorre atau bila terlihat secret purulen.
Kolposkopi : sering dianjurkan untuk evaluasi lesi pada serviks yang mencurigakan atau apusan sitologi yang abnormal.
Biopsi : memberikan diagnosis histologi definitive. Biopsi yang diarahkan dengan kolkoskopi ditambah kuretase endoserviks dpat menyingkirkan atau memastikan keganasan serviks.

MACAM-MACAM POLIP

POLIP SERVIKS
Polip yang berukuran kecil, tumbuh tumbuh di muka serviks atau pada saat endoservik dan menonjol pada mulut serviks. Polip serviks adalah proliferasi local mukosa servikal yang muncul sebagai lesi lunak, merah, ludah berdarah, yang biasanya menggantung. Lesi ini biasanya  bertingkai pendek tetapi dasar yang lebar.ujungnya bertangkai berasal dari mukosa intraservikal tapi dapat pula tumbuh dari portio.

MAKROKOSPIS
Ini biasanya hanya berdiameter beberapa millimeter tetapi dapat mencapai beberapa sentimeter, dapat tunggal atau multiple dan rapuh kadang-kadang tangkainya jadi panjang dan menonjol dari introitus. Kalau asalnya dari portio konsistensinya lebih keras dan pucat dengan tangkai yang tebal. Vaskularisasai, ulserasi, dan infeksi sekunder menerangkan pendarahan yang ditimbulkan oleh lesi yang kecil ini. Meskipun keganasan sangat rendah, karsinoma skuama dan adenokarsinoma dapat berkembang pada polip ini.

PENYEBAB
Belum jelas meskipun penampilannya menggambarkan respon epitel endoservix terhadap peradangan.

TANDA dan GEJALA
Polip servix menimbulkan pendarahan pada vagina. Pendarahan  pasca coitus atau pada saat pencuciaan merupakan gejala yang tersering dijumpai. Banyak polip sevix tidak memberikan gejala, tetapi ada gejala utama adalah dasar diagnose pendarahan intermiten dan gejala-gajal umum ketiga bentuk abnormal tersebut:
  • Leukorea yang sulit disembuhkan.
  • Terasa discomfort dalam vagina.
  • Kontak berdarah.
  • Terdapat infeksi. 

DIAGNOSA
Diagnosisnya dibuat dengan menginspeksi servik. Jika terdapat perdarahan, harus dilakukan pemeriksaan untuk menyingkirkan kelainan, terutama keganasan serviks dan endometrium. Diagnosis dibuat dengan melakukan inspeksi pada servik. Diagnosa secara mikroskopis 
Asal/patologi : serviks
Asal : - servik - bertangkai 
Identitas : - agak padat - tertutup epitel - bernanah - warna merah

PENANGANAN atau TERAPI
Bila polip mempunyai tangkai kurus, tangkainya digenggam dengan forsep polip dan diputar beberapa kali sampai dasar polipnya terlepas dari jaringan servik dasarnya. Bila terdapat perdarahan pervaginam abnormal, maka diperlukan curettage di RS untuk menyingkirkan keganasan servik dan endometrium.

TERAPI:
Dilakukan ekstervasi pada tangkainya
Dilakukan curettage sehingga seluruhnya dapat dikeluarkan 
Cauterisasi

POLIP ENDOMETRIUM
Polip endometrium menggambarkan diagnosis dini nyata. Polip yang muncul di daerah endometrium dapat berupa suatu mioma, karsinoma, karsinokarsinoma, atau hanya suatu hyperplasia endometrium polipoid,. Histerektomi memberikan diagnosis nyata dan tepat, tetapi diagnosis patologik hanya dapat dilakukan dengan pemeriksaan histologi. 
Sekitar 5 % dari polip endometrium disertai dengan keganasan, kebanyakan pada pada wanita pasca menopause. Sebagian besar polip endometrium terdiridari jaringan endometrium yang benigna dan cukup banyak diantaranya yang asimptomatik. Tetapi sebagian besar disertai dengan pendarahan abnormal (terutama perdarahan antar haid atau pasca menopause) terutama kalau polip itu cukup besar untuk menonjol keluar menembus mulut serviks. Diagnosis danterapi harus berupa D dan C fraksional dengan menggunakan forsep polip endometrium. Polip endometrium dapat terlewatkan pada D dan C yang tidak dilakukan dalam hubungannya dengan histerektomi.

PENATALAKSANAAN
Dapat diavulsi dengan memutar tangkai lepas dari perlekatannya ke endoserviks. Dengan pedikel yang lebar maka titik perlekatan diklem dan ikatan dibuat antara klem dan serviks. Polip yang dieksisi dikirimkan ke laboratorium patologi untuk pemeriksaan mikroskopi. Jika tangkainya lebar atau ada riwayat pendarahan yang abnormal maka pengangkatan dalam kamar operasi lebih dianjurkan.