Showing posts with label KB. Show all posts
Showing posts with label KB. Show all posts

Saturday, November 15, 2014

VASEKTOMI

Cara Kerja

Vasektomi merupakan operasi kecil dan merupakan operasi yang lebih ringan dari pada sunat/khitanan pada pria. Bekas operasi hanya berupa satu luka di tengah atau luka kecil di kanan kiri kantong zakar (kantung buah pelir) atau scrotum. Vasektomi berguna untuk menghalangi transport spermatozoa (sel mani) di pipa-pipa sel mani pria (saluran mani pria).


Keuntungan
-          Tidak ada mortalitas (kematian)
-          Morbiditas (akibat sakit) kecil sekali.
-          Pasien tidak perlu dirawat di rumah sakit.
-          Dilakukan anaestesi lokal.
-          Ada kepastian bahwa cara ini efektip (kemungkinan gagal tidak ada) karena dapat dichek kepastian di Laboratorium.
-          Tidak mengganggu hubungan sex selanjutnya dan juga jumlah cairan yang dikeluarkan oleh suami waktu bersanggama tidak berubah.
-          Tidak banyak memerlukan biaya. Yang penting adalah persetujuan dari istri.

Kelemahan
-          Harus dilakukan pembedahan.
-          Masih dimungkinkan ada komplikasi ringan.
-          Tidak seperti sterilisasi wanita yang langsung menghasilkan steril permanen, pada vasektomi masih harus menunggu beberapa hari, minggu atau bulanan sampai sel mani menjadi negatif.
-          Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin mempunyai anak lagi.

Syarat menjadi akseptor :
1. Harus secara sukarela.
2. Mendapat persetujuan istri.
3. Jumlah anak cukup.
4. Mengetahui akibat-akibat vasektomi.
5. Umur calon tidak kurang dari 30 tahun
6. Umur istri tidak kurang dari 20 tahun dan tidak lebih        dari 45 tahun
7. Pasangan suami-istri telah mempunyai anak minimal dua orang, dan anak paling kecil harus sudah berumur diatas dua tahun.

Kontra indikasi
}  Apabila ada peradangan kulit disekitar scrotum harus disembuhkan dulu.
}  Apabila menderita hernia.
}  Apabila menderita diabetes mellitus yang tidak terkontrol.
}  Apabila menderita kelainan mekanisme pembekuan darah.
}  Apabila keadaan kejiawaan tidak stabil.

Tata cara pelayanan vasektomi
a)      a) Pra Operasi 
    Dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui indikasi, kontraindikasi dll yang diperlukan untuk 
    kepentingan calon akseptor. Jika ditemukan keadaan yang merupakan kontraindikasi atau 
    kemungkinan menyebabkan adanya penyulit atau dampak samping lain, pelayanan kontrasepsi 
    mantap harus ditunda. 
b) Tahap Operasi. 
     Dikenal 3 macam tehnik vasektomi, yaitu vasektomi konvensional (dengan pisau),vasektomi 
     tanpa  pisau dan vas oklusi. 
c) Tahap pasca operasi.


Akseptor diminta untuk istirahat sebelum dibenarkan pulang. Kemudian harus diberikan nasehat antara lain :
}  Istirahat selama 1 s/d 2 hari.
}  menjaga luka bekas operasi jangan basah dan kotor.
}  memakan obat sesuai dengan petunjuk.
}  datang kembali ke klinik 1 minggu kemudian untuk pemeriksaan.
}  tidak boleh bercampur dengan istri tanpa menggunakan alat kontrasepsi, seperti misalnya kondom, paling tidak 15 kali sanggama atau dalam waktu 3 bulan setelah operasi.

Vasektomi dianggap gagal, bila :
}  1. Pada analisa sperma setelah 3 bulan pasca vasektomi atau setelah 10 - 15 kali ejakulasi masih dijumpai spermatozoa   . 
2. Istri (pasangan) hamil

Keluhan dan penyulit yang mungkin terjadi
}  1) Impotensi. 
    Dari pelbagai penelitian telah dibuktikan bahwa vasektomi tidak menimbulkan impotensi. Malah 
    pada beberapa pasangan, sering ditemukan hasrat birahi ini malah makin bertambah setelah 
    vasektomi. 
2) Gemuk. 
    Pelbagai penelitian membuktikan pula bahwa tidak benar karena vasektomi akseptor akan 
    bertambah gemuk. Vasektomi tidak sama dengan kebiri, dan karena itu tidak terjadi perubahan 
    hormonal.

Pada keadaan tertentu kadang-kadang memang ditemukan beberapa penyulit antara lain :
}  Timbul rasa nyeri.
}  Infeksi/abses pada bekas luka
}  hematoma, yakni membengkaknya kantung biji zakar karena perdarahan.


TUBEKTOMI


}  Tubektomi pada wanita ialah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita atau kedua tuba fallopii yang mengakibatkan wanita tersebut tidak dapat hamil atau tidak menyebabkan kehamilan lagi.
KEUNTUNGAN
  1. Motivasi hanya dilakukan satu kali saja, sehingga tidak diperlukan motivasi yang berulang-ulang.
  2. Efektivitas hampir 100%.
  3. Tidak mempengaruhi libido seksualis.
  4. Kegagalan dari pihak pasien tidak ada.
KERUGIAN
}  Tindakan ini dapat dianggap tidak reversibel, walaupun memang ada kemungkinan untuk membuka tuba kembali pada mereka yang akhirnya masih menginginkan anak lagi dengan operasi rekanalisasi.
}  Oleh karena itu, penutupan tuba hanya dapat dikerjakan pada mereka yang
mempunyai syarat-syarat tertentu

INDIKASI
}  Seminar Kuldoskopi Indonesia pertama di Jakarta (18 – 19 Desmber 1972) mengambil kesimpulan, sebaliknya tubektomi sukarela dilakukan pada wanita yang memenuhi syarat-syarat berikut :
  1. Umur termuda 25 tahun dengan 4 anak hidup.
  2. Umur sekitar 30 tahun dengan 3 anak hidup.
  3. Umur sekitar 35 tahun dengan 2 anak hidup.
}  Pada konferensi khusus perkumpulan untuk sterilisasi sukarela Indonesia di Medan (3 – 5 Juni 1976) dianjurkan pada umur antara 25 – 40 tahun, dengan jumlah anak sebagai berikut :
  1. Umur antara 25 – 30 tahun dengan 3 anak atau lebih.
  2. Umur antara 30 – 35 tahun dengan 2 anak atau lebih.
  3. Umur antara 35 – 40 tahun dengan 1 anak atau lebih.
}  Umur suami hendaknya sekurang-kurangnya 30 tahun, kecuali apabila jumlah anak telah melebihi jumlah yang diinginkan oleh pasangan itu.
CARA TUBEKTOMI
}  Saat Operasi : Tubektomi dapat dilakukan pasca keguguran, pasca persalinan atau masa interval. Sesudah suatu keguguran, tubektomi dapat langsung dilakukan. Dianjurkan agar tubektomi pasca persalinan sebaiknya dilakukan dalam 24 jam, atau selambat-lambatnya dalam 48 jam setelah bersalin. Tubektomi pasca persalinan lewat 48 jam akan dipersulit oleh edema tuba, infeksi, dan kegagalan. Edema tuba akan berkurang setelah hari ke 7 – 10 pasca persalinan. Tubektomi setelah hari itu akan lebih sulit dilakukan karena alat-alat genital telah mengecil dan berdarah.
CARA MENCAPAI TUBA
  • Laparatomi : Cara mencapai tuba melalui laparatomi biasa, terutama pada masa pasca persalinan.
  • Minilaparatomi : Laparatomi khusus untuk tubektomi ini paling mudah dilakukan 1 – 2 hari pasca persalinan. Uterus yang masih besar, tuba yang masih panjang, dan dinding perut yang masih longgar memudahkan mencapai tuba dengan sayatan kecil sepanjang 1 – 2 cm di bawah pusat.
  • Laparoskopi : Pasien dengan sikap Litotomi-Kanula Robin dipasang pada kanalis servikalis dan bibir depan serviks dijepit dengan tenakulum bersama-sama. Pemasangan alat-alat ini dimaksudkan untuk mengemudikan uterus selagi operasi dilakukan.
  • Kuldoskopi : Pasien dengan posisi nungging ( posisi genupektoral ) dan setelah spekulum dimasukkan dan bibir belakang serviks uteri dijepit dan uteres ditarik keluar dan agak ke atas. Dilakukan fungsi dengan jarum tauhy di belakang uteres, dan melalui jarum tersebut udara masuk dan usus-usus terdorong ke rongga perut. Setelah jarum diangkat, lubang diperbesar, sehingga dapat dimasukkan kuldeskop. Melalui kuldeskop dilakukan pengamatan adneksa dan dengan lunam khusus tuba dijepit dan ditarik keluar untuk dilakukan penutupan.
  • Kolpotomi Posterior : Pasien dalam posisi litotomi. Dinding belakan vagina dijepit pada jarak 1 dan 3 cm dari serviks dengan 2 buah cunam. Lipatan dinding vagina diantara kedua jepitan itu digunting sekaligus sampai menembus peritoneum. Lubang sayatan diperlebar dengan dorongan spekulum soonawalla. Tuba dapat langsung terlihat atau dipancing dan ditarik keluar. Mukosa vaginadan peritoneum dijahit secara jelujur, bersama atau dijahit sendiri-sendiri, lama perawatan 2-3 hari, sedang anestesi yang dipakai ialah umum atau spinal.

CARA PENUTUPAN TUBA
  • Cara Pameroy : Tuba dijepit kira-kira pada pertengahannya, kemudian diangkat sampai melipat. Dasar lipatan diikat dengan sehelai catqut biasa No. 0 atau No. 1. Lipatan tuba dipotong diatas lipatan catqut tadi.
  • Cara Kroener : Fimbria dijepit dengan sebuah klem. Bagian tuba proksimal dari jepitan diikat dengan sehelai benang sutera atau dengan catgut yang tidak mudah diabsorsi.
  • Bagian tuba distal dari jepitan dipotong ( fimbriektomi ).
  • Cara Irving : Tuba dipotong pada pertengahan panjangnya setelah kedua ujung potongan diikat dengan cutgut kromik No.0 atau 00. Ujung potongan proksimal di tanamkan di dalam miometrium dinding depan uterus. Ujung potongan distal ditanamkan di dalam ligamentum latum.
  • Pemasangan Cincing Falope : Cincin Falope (Toon Ring) terbuat dari silikon. Dengan aplikator bagian ismus tuba ditarik dan cincin dipasang pada bagian tuba tersebut.
  • Pemasangan Klip: Klip filshie mempunyai keuntungan dapat digunakan pada tuba yang edema. Klip tidak memperpendek panjang tuba, maka rekanalisasi lebih mungkin dikerjakan.

MINI PIL

Definisi
Mini pil adalah pil KB yang hanya mengandung hormon progesteron dalam dosis rendah. Pil mini atau pil progestin disebut juga pil menyusui. Dosis progestin yang digunakan 0,03-0,05 mg per tablet.
Jenis Mini Pil :
Mini pil terbagi dalam dua jenis yaitu:
·         Mini pil dalam kemasan dengan isi 28 pil.
·         Mini pil dalam kemasan dengan isi 35 pil.
Mini pil dalam kemasan dengan isi 28 pil mengandung 75 mikro gram desogestrel. Sedangkan mini pil dalam kemasan dengan isi 35 pil mengandung 300 mikro gram levonogestrel atau 350 mikro gram noretindron.
Gambar. Mini pil kemasan 28 pil

Gambar. Mini pil kemasan 35 pil
Contoh mini pil antara lain:
·         Micrinor, NOR-QD, noriday, norod mengandung 0,35 mg noretindron.
·         Microval, noregeston, microlut mengandunng 0,03 mg levonogestrol.
·         Ourette, noegest mengandung 0,5 mg norgeestrel.
·         Exluton mengandung 0,5 mg linestrenol.
·         Femulen mengandung 0,5 mg etinodial diassetat.
Cara Kerja
Cara kerja dari kontrasepsi pil progestin atau mini pil dalam mencegah kehamilan antara lain dengan cara:
·         Menghambat ovulasi.
·         Mencegah implantasi.
·         Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma.
·         Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma menjadi terganggu.
Efektifitas
Pil progestin atau mini pil sangat efektif (98,5 persen). Penggunaan yang benar dan konsisten sangat mempengaruhi tingkat efektifitasnya. Efektifitas penggunaan mini pil akan berkurang pada saat mengkonsumsi obat anti konvulsan (fenitoin), carbenzemide, barbiturat, dan obat anti tuberkulosis (rifampisin).
Adapun cara untuk menjaga keefektifan mini pil antara lain:
·         Minum pil setiap hari pada saat yang sama.
·         Penggunaan mini pil jangan sampai ada yang lupa.
·         Senggama dilakukan 3-20 jam setelah minum mini pil.
Manfaat
Kontrasepsi pil progestin atau mini pil mempunyai manfaat kontrasepsi dan non kontrasepsi.
Manfaat Kontrasepsi
Mini pil mempunyai manfaat kontrasepsi sebagai berikut:
·         Sangat efektif apabila digunakan dengan benar dan konsisten.
·         Tidak mempengaruhi ASI.
·         Nyaman dan mudah digunakan.
·         Hubungan seksual tidak terganggu.
·         Kesuburan cepat kembali.
·         Efek samping sedikit.
·         Dapat dihentikan setiap saat.
·         Tidak mengandung estrogen.
Manfaat Non Kontrasepsi.
Mini pil mempunyai manfaat non kontrasepsi sebagai berikut:
·         Mengurangi jumlah darah haid.
·         Mengurangi kejadian anemia.
·         Menurunkan pembekuan darah.
·         Mengurangi nyeri haid.
·         Mencegah kanker endometrium.
·         Melindungi dari penyakit radang panggul.
·         Penderita endometriosis, kencing manis yang belum mengalami komplikasi dapat menggunakan.
·         Tidak menyebabkan peningkatan tekanan darah, nyeri kepala dan depresi.
·         Mengurangi gejala pre menstrual sindrom.
Kerugian
Kontrasepsi pil progestin atau mini pil mempunyai kerugian, antara lain:
·         Memerlukan biaya.
·         Harus selalu tersedia.
·         Efektifitas berkurang apabila menyusui juga berkurang.
·         Penggunaan mini pil bersamaan dengan obat tuberkulosis atau epilepsi akan mengakibatkan efektifitas menjadi rendah.
·         Mini pil harus diminum setiap hari dan pada waktu yang sama.
·         Angka kegagalan tinggi apabila penggunaan tidak benar dan konsisten.
·         Tidak melindungi dari penyakit menular seksual termasuk HBV dan HIV/AIDS.
·         Mini pil tidak menjamin akan melindungi dari kista ovarium bagi wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik.
Efek Samping
Efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan pil progestin atau mini pil antara lain:
·         Gangguan haid (perdarahan bercak, spotting, amenorea dan haid tidak teratur).
·         Peningkatan/penurunan berat badan.
·         Payudara tegang.
·         Mual.
·         Pusing.
·         Perubahan mood.
·         Dermatitis atau jerawat.
·         Hirsutisme (pertumbuhan rambut atau bulu yang berlebihan pada daerah muka), tetapi sangat jarang.
Indikasi
Kriteria yang boleh menggunakan pil progestin atau mini pil antara lain:
·         Wanita usia reproduksi.
·         Wanita yang telah memiliki anak maupun yang belum mempunyai anak.
·         Pasca persalinan dan tidak menyusui.
·         Menginginkan metode kontrasepsi efektif selama masa menyusui.
·         Pasca keguguran.
·         Tekanan darah kurang dari 180/110 mmHg atau dengan masalah pembekuan darah.
·         Tidak boleh mengkonsumsi estrogen atau lebih senang menggunakan progestin.
·         Perokok segala usia.
Kontra Indikasi
Kriteria yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi pil progestin atau mini pil antara lain:
·         Wanita usia tua dengan perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya.
·         Wanita yang diduga hamil atau hamil.
·         Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid.
·         Riwayat kehamilan ektopik.
·         Riwayat kanker payudara atau penderita kanker payudara.
·         Wanita pelupa sehingga sering tidak minum pil.
·         Gangguan tromboemboli aktif (bekuan di tungkai, paru atau mata).
·         Ikterus, penyakit hati aktif atau tumor hati jinak maupun ganas.
·         Wanita dengan miom uterus.
·         Riwayat stroke.

Penanganan Efek Samping
Di bawah ini merupakan penanganan dari beberapa efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan mini pil.


Efek Samping
Pastikan hamil atau tidak, jika tidak hamiltidak perlu tindakan khusus (cukup konseling).
Bila hamil, hentikan pil dan berikan penjelasan bahwa mini pil tidak mengganggu pertumbuhanjanin.
Bila diduga terjadi kehamilan ektopik, rujuk pasien (jangan berikan obat-obatan hormonal).
Perdarahan tidak teratur/spotting
Bila tidak menimbulkan masalah kesehatan, tidak perlu tindakan khusus. Berikan alternatifkontrasepsi lain, bila pasien tidak dapat menerima kondisi tersebut.

METODE KALENDER

Pendahuluan
Metode kalender atau pantang berkala merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA) yang paling tua. Pencetus KBA sistem kalender adalah dr. Knaus (ahli kebidanan dari Vienna) dan dr. Ogino (ahli ginekologi dari Jepang). Metode kalender ini berdasarkan pada siklus haid/menstruasi wanita.

Knaus berpendapat bahwa ovulasi terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Sedangkan Ogino berpendapat bahwa ovulasi tidak selalu terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi, tetapi dapat terjadi antara 12 atau 16 hari sebelum menstruasi berikutnya. Hasil penelitian kedua ahli ini menjadi dasar dari KBA sistem kalender.
                                                                                       
Pengertian
Metode kalender atau pantang berkala adalah cara/metode kontrasepsi sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau hubungan seksual pada masa subur/ovulasi.

Manfaat
Metode kalender atau pantang berkala dapat bermanfaat sebagai kontrasepsi maupun konsepsi.

Manfaat kontrasepsi
Sebagai alat pengendalian kelahiran atau mencegah kehamilan.

Manfaat konsepsi
Dapat digunakan oleh para pasangan untuk mengharapkan bayi dengan melakukan hubungan seksual saat masa subur/ovulasi untuk meningkatkan kesempatan bisa hamil.

Keuntungan
Metode kalender atau pantang berkala mempunyai keuntungan sebagai berikut:

·         Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana.
·         Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.
·         Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam penerapannya.
·         Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual.
·         Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat menghindari resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.
·         Tidak memerlukan biaya.
·         Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.

Keterbatasan
Sebagai metode sederhana dan alami, metode kalender atau pantang berkala ini juga memiliki keterbatasan, antara lain:
·         Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.
·         Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.
·         Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat.
·         Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.
·         Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus.
·         Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).
·         Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.

Efektifitas
Metode kalender akan lebih efektif bila dilakukan dengan baik dan benar. Sebelum menggunakan metode kalender ini, pasangan suami istri harus mengetahui masa subur. Padahal, masa subur setiap wanita tidaklah sama. Oleh karena itu, diperlukan pengamatan minimal enam kali siklus menstruasi. Selain itu, metode ini juga akan lebih efektif bila digunakan bersama dengan metode kontrasepsi lain. Berdasarkan penelitian dr. Johnson dan kawan-kawan di Sidney, metode kalender akan efektif tiga kali lipat bila dikombinasikan dengan metode simptothermal. Angka kegagalan penggunaan metode kalender adalah 14 per 100 wanita per tahun.

Faktor Penyebab Metode Kalender Tidak Efektif
Hal yang dapat menyebabkan metode kalender menjadi tidak efektif adalah:

·         Penentuan masa tidak subur didasarkan pada kemampuan hidup sel sperma dalam saluran reproduksi (sperma mampu bertahan selama 3 hari).
·         Anggapan bahwa perdarahan yang datang bersamaan dengan ovulasi, diinterpretasikan sebagai menstruasi. Hal ini menyebabkan perhitungan masa tidak subur sebelum dan setelah ovulasi menjadi tidak tepat.
·         Penentuan masa tidak subur tidak didasarkan pada siklus menstruasi sendiri.
·         Kurangnya pemahaman tentang hubungan masa subur/ovulasi dengan perubahan jenis mukus/lendir serviks yang menyertainya.
·         Anggapan bahwa hari pertama menstruasi dihitung dari berakhirnya perdarahan menstruasi. Hal ini menyebabkan penentuan masa tidak subur menjadi tidak tepat.

Penerapan
Hal yang perlu diperhatikan pada siklus menstruasi wanita sehat ada tiga tahapan:
·         Pre ovulatory infertility phase (masa tidak subur sebelum ovulasi).
·         Fertility phase (masa subur).
·         Post ovulatory infertility phase (masa tidak subur setelah ovulasi).
Perhitungan masa subur ini akan efektif bila siklus menstruasinya normal yaitu 21-35 hari. Pemantauan jumlah hari pada setiap siklus menstruasi dilakukan minimal enam kali siklus berturut-turut. Kemudian hitung periode masa subur dengan melihat data yang telah dicatat.

Bila haid teratur (28 hari)
Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1 dan masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus haid.
Contoh:
Seorang wanita/istri mendapat haid mulai tanggal 9 Maret. Tanggal 9 Maret ini dihitung sebagai hari ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada tanggal 20 Maret dan hari ke 16 jatuh pada tanggal 24 Maret. Jadi masa subur yaitu sejak tanggal 20 Maret hingga tanggal 24 Maret. Sehingga pada masa ini merupakan masa pantang untuk melakukan senggama. Apabila ingin melakukan hubungan seksual harus menggunakan kontrasepsi.

Bila haid tidak teratur
Jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus haid dikurangi 18. Hitungan ini menentukan hari pertama masa subur. Jumlah hari terpanjang selama 6 siklus haid dikurangi 11. Hitungan ini menentukan hari terakhir masa subur.
Rumus :
Hari pertama masa subur = Jumlah hari terpendek – 18
Hari terakhir masa subur = Jumlah hari terpanjang – 11
Contoh:
Seorang wanita/istri mendapat haid dengan siklus terpendek 25 hari dan siklus terpanjang 30 hari (mulai hari pertama haid sampai haid berikutnya).
Langkah 1 : 25 – 18 = 7
Langkah 2 : 30 – 11 = 19
Jadi masa suburnya adalah mulai hari ke-7 sampai hari ke-19. Sehingga masa ini, suami istri tidak boleh melakukan senggama. Apabila ingin melakukan senggama harus menggunakan kontrasepsi.


KONTRASEPSI SUNTIKAN (INJEKSI)

DEFINISI
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan aman.Sebelum disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan kecocokannya. Suntikan diberikan saat ibu dalam keadaan tidak hamil. Umumnya pemakai suntikan KB mempunyai persyaratan sama dengan pemakai pil, begitu pula bagi orang yang tidak boleh memakai suntikan KB, termasuk penggunaan cara KB hormonal selama maksimal 5 tahun.
JENIS KB SUNTIK
Jenis-jenis alat KB suntik yang sering digunakan di Indonesia antara lain:
a. Suntikan / bulan
b.Suntikan/3 bulan

CARA KERJA KB SUNTIK
a.            Menghalangi ovulasi (masa subur)
b.            Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental
c.             Menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada rahim
d.            Mencegah terjadinya pertemuan sel telur & sperma
e.            Mengubah kecepatan transportasi sel telur.

INDIKASI
Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien menghendaki pemakaian kontrasepsi jangka panjang, atau klien telah mempunyai cukup anak sesuai harapan, tapi saat ini belum siap. Kontrasepsi ini juga cocok untuk klien yang menghendaki tidak ingin menggunakan kontrasepsi setiap hari atau saat melakukan sanggama, atau klien dengan kontra indikasi pemakaian estrogen, dan klien yang sedang menyusui. Klien yang mendekati masa menopause, atau sedang menunggu proses sterilisasi juga cocok menggunakan kontrasepsi suntik.

KONTRAINDIKASI
Beberapa keadaan kelainan atau penyakit, merupakan kontra indikasi pemakaian suntikan KB. Ibu dikatakan tidak cocok menggunakan KB suntik jika ibu sedang hamil, ibu yang menderita sakit kuning (liver), kelainan jantung, varises (urat kaki keluar), mengidap tekanan darah tinggi, kanker payudara atau organ reproduksi, atau menderita kencing manis. Selain itu, ibu yang merupakan perokok berat, sedang dalam persiapan operasi, pengeluaran darah yang tidak jelas dari vagina, sakit kepala sebelah (migrain) merupakan kelainan-kelainan yang menjadi pantangan penggunaan KB suntik ini.

EFEK SAMPING
Menjadi kacaunya pola pendarahan, terutama pada bulan-bulan pertama dan sudah 3-12 bulan umumnya berhenti dengan tuntas. Seringkali berat badan bertambah sampai 2-4 kg dalam waktu 2 bulan karena pengaruh hormonal, yaitu progesterone. Progesterone dalam alat kontrasepsi tersebut berfungsi untuk mengentalkan lendir serviks dan mengurangi kemampuan rahim untuk menerima sel yang telah dibuahi. Namun hormon ini juga mempermudah perubahan karbohidrat menjadi lemak, sehingga sering kali efek sampingnya adalah penumpukan lemak yang menyebabkan berat badan bertambah dan menurunnya gairah seksual.

Salah satu sifat lemak adalah sulit bereaksi atau berikatan dengan air, sehingga organ yang mengandung banyak lemak cenderung mempunyai mempunyai kandungan air yang sedikit / kering. Kondisi ini juga terjadi pada vagina sebagai akibat sampingan dari hormon progesteron. Vagina menjadi kering, sehingga merasa sakit (dispareuni) saat melakukan hubungan seksual, dan jika kondisi ini berlangsung lama akan menimbulkan penurunan gairah atau disfungsi seksual pada wanita.

KEUNTUNGAN
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara yang paling baik, dengan angka kegagalan kurang dari 0,1% pertahun (Saifuddin, 1996). Suntikan KB tidak mengganggu kelancaran air susu ibu (ASI), kecuali Cyclofem. Suntikan KB mungkin dapat melindungi ibu dari anemia (kurang darah), memberi perlindungan terhadap radang panggul dan untuk pengobatan kanker bagian dalam rahim.
Kontrasepsi suntik memiliki resiko kesehatan yang sangat kecil, tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri. Pemeriksaan dalam tidak diperlukan pada pemakaian awal, dan dapat dilaksanakan oleh tenaga paramedis baik perawat maupun bidan. Kontrasepsi suntik yang tidak mengandung estrogen tidak mempengaruhi secara serius pada penyakit jantung dan reaksi penggumpalan darah. Oleh karena tindakan dilakukan oleh tenaga medis/paramedis, peserta tidak perlu menyimpan obat suntik, tidak perlu mengingat setiap hari, kecuali hanya untuk kembali melakukan suntikan berikutnya. Kontrasepsi ini tidak menimbulkan ketergantungan, hanya saja peserta harus rutin kontrol setiap 1, 2 atau 3 bulan. Reaksi suntikan berlangsung sangat cepat (kurang dri 24 jam), dan dapat digunakan oleh wanita tua di atas 35 tahun, kecuali Cyclofem.

KERUGIAN
a.            Gangguan haid. Siklus haid memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, spotting, tidak haid sama sekali.
b.            Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
c.             Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
d.            Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
e.            Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang
f.             Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan densitas tulang
g.            Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, dan jerawat.

JENIS DAN DEFINISI KB SUNTIK
1. Suntikan Kombinasi (Suntik 1 bulan)
Suntikan kombinasi mengandung hormon esterogen dan progesteron, yang diberikan satu bulan sekali.
1.1.Cara kerja
Pemberian hormon progestin akan menyebabkan pengentalan mukus serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma. Hormon tersebut juga mencegah pematangan dan pelepasan sel telur. Endometrium menjadi tipis dan atrofi dengan berkurangnya aktifitas kelenjar. Selain itu akan merangsang timbulnya haid setiap bulan.
1.2.Efektifitas
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara, macam-macam suntikan tersebut telah dibuktikan sangat baik, dengan angka kegagalan kurang dari 0,1 % per 100  wanita selama tahun pertama penggunaan.
1.3.Keuntungan
•Sangat efektif (99,6%)
•Risiko kesehatan kecil
•Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami isteri
•Periksa dalam tidak dibutuhkan pada saat pemeriksaan awal
•Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
•Tidak mempengaruhi pemberian ASI, kecuali suntikan Cyclofem
•Reaksi suntik sangat cepat (<24 jam)
•Dapat digunakan oleh wanita tua (>35 tahun), kecuali Cyclofem
•Mencegah kehamilan ektopik
•Jangka panjang
•Sangat efektif walaupun klien terlambat suntik 1 minggu dari jadwal yang telah ditentukan
•Sangat berguna untuk klien yang tidak ingin hamil lagi, tetapi belum bersedia  untuk mengikuti sterilisasi (tubektomi).
1.4.Kerugian
•Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian.
•Harus kembali ke sarana pelayanan.
•Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.
•Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
•Dapat menyebabkan ketidakteraturan masalah haid
•Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan penyakit menular seksual, hepatitis B, atau infeksi HIV.
•Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga.
•Efektivitas berkurang bila digunakan bersamaaan dengan obat-obat epilepsi dan obat tuberklosis.
•Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantung, stroke, bekuan darah pada paru atau otak, dan kemungkinan timbulnya tumor  hati.
•Kemungkinan terlambat pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian.
1.5.Manfaat Kesehatan
•Menurunnya jumlah darah haid setiap bulan, menurunkan nyeri perut.
•Mengurangi kemungkinan penyakit kurang darah akibat kekurangan zat besi.
•Mengurangi tanda atau gejala sindroma haid
•Dapat melindungi kemungkinan penyakit radang panggul dan kanker indung telur karena progestin menyebabkan mukus serviks menebal, sehingga memepersulit penularan infeksi dari liang senggama atau serviks untuk mencapai saluran telur (penekanan ovulasi akan menyebabkan berkurangnya stimulasi dari sel epitel ovarium).
•Mencegah terjadinya kanker endomertrium
•Dapat digunakan pada wanita yang mempunyai penyakit darah sickle cell anemia
•Dapat meningkatkan jumlah ASI pada ibu yang menyusui.
1.6.    Indikasi Kontrasepsi Suntik
1. Klien menghendaki pemakaian kontrasepsi jangka panjang atau telah mempunyai cukup anak sesuai keinginan tetapi belum ingin, belum siap atau belum bisa ikut tubektomi saat ini. Rasional : Suntikan KB adalah metoda kontrasepsi jangka panjang, efektif, dapat digunakan untuk jangka panjang (tak terbatas), pada pemakaian tidak menyebabkan permasalahan medis yang serius.
2. Klien menghendaki pemakaian kontrasepsi yang tidak perlu dipakai setiap hari atau setiap bersenggama. Rasional : Suntikan Kb tidak perlu diberikan setiap hari atau ketika akan bersenggama. Para wanita yang menghadapi permasalahan dengan pemakaian cara-cara sederhana atau pelupa dalam minum pil setiap hari dapat dianjurkan untuk memakai kontrasepsi suntik. Setelah mendapatkan suntikan, maka yang dibutuhkan peserta suntik adalah mengingat waktu suntik ulang apakah 1, 2, atau 3 bulan tergantung pada jenis kontrasepsi uang dipakai.
3. Klien tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung esterogen, atau kalau meminumnya maka akan timbul gejala-gejala komplikasi pemakaian esterogen. Rasionalnya : Biasanya komplikasi atau efek samping disebabkan oleh komponen esterogen yang ada. Untuk itu, dapat dipakai suntikan KB yang hanya mengandung hormon progestin, sehingga cara ini dapat dipakai sebagai alternatif pilihan bagi peserta yang tidak tahan hormon esterogen.
4. Klien sedang menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai. Rasionalnya : Menyusui tidak akan terpengaruh dengan pemakaian kontrasepsi suntik progestin, bahkan pada beberapa penelitian didapatkan bahwa pemakaian kontrasepsi suntik akan meningkatkan kuantitas ASI walaupun pemakaian kontrasepsi hormonal bukanlah pilihan utama bagi ibu yang menyusui, pemakaiannya tidak akan menyebabkan perubahan secara klinik baik pada perumbuhan dan perkembangan BBL maupun pemakaian setelah 6 minggu persalinan.
1.7.Yang Boleh Menggunakan Suntikan Kombinasi
•Usia reproduksi
•Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak
•Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektivitas yang tinggi
•Menyusui ASI pascapersalinan lebih dari 6 bulan
•Pascapersalinan dan tidak menyusui
•Anemia
•Nyeri haid hebat
•Haid teratur
•Riwayat kehamilan ektopik
•Sering menggunakan pil kontrasepsi
1.8.Yang Tidak Boleh Menggunakan Suntikan Kontrasepsi
•Hamil atau diduga hamil
•Menyusui di bawah 6 minggu pascapersalinan
•Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
•Penyakit hati akut
•Usia lebih dari 35 tahun yang merokok
•Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi (lebih dari 180/110 mmHg)
•Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migrain
•Keganasan payudara
1.9.Waktu Mulai menggunakan Suntikan Kombinasi
•Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid. Tidak diperlukan kontrasepsi tambahan
•Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke-7 siklus haid, klien tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari.
•Bila klien tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja dapat dipastikan ibu tersebut tidak hamil.
•Bila klien pascapersalinan 6 bulan, menyusui, serta belum haid, suntikan pertama dapat diberikan, asal saja dapat dipastikan tidak hamil
•Bila pascapersalinan lebih dari 6 bulan, menyusui, serta telah mendapat haid, maka suntikan pertama diberikan, asal saja dipastikan tidak hamil.
•Bila pascapersalinan kurang dari 6 bulan dan menyusui, jangan beri suntikan kombinasi.
•Bila pascapersalinan 3 minggu, dan tidak menyusui, suntikan kombinasi dapat diberi.
•Ibu yang sedang menggunakan kontrasepsi hormonal yang lain dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal kombinasi. Selama ibu tersebut menggunakan kontrasepsi sebelumnya secara benar, suntikan kombinasi dapat diberikan tanpa perlu menunggu haid
•Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal, dan ibu tersebut ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan kombinasi tersebut dapat diberikan sesuai jadwal kontrasepsi sebelumnya

2. SUNTIKAN PROGESTIN (Suntik 3 bulan)
2.1.Cara Kerja
•Mencegah ovulasi
•Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma
•Menjadikan selaput lendir rahim tipis
•Menghambat pengangkutan gamet oleh tuba
2.2.Efektivitas
Kontrasepsi suntik progestin memiliki efektivitas yang sangat tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan per tahun, asal penyuntikan dilakukan sesuai jadwal dan secara teratur.
2.3.Keuntungan
•Sangat efektif
•Pencegahan kehamilan jangka panjang
•Tidak berpengaruh terhadap hubungan seksual
•Tidak mengandung esterogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah
•Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
•Sedikit efek samping
•Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
•Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai perimenopause
•Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
•Menurunkan kajadian penyakit jinak payudara
•Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
•Menurunkan krisis anemia bulan sabit
2.4.Kekurangan
•Sering ditemukan gangguan haid, seperti :
-Siklus haid yang memendek atau memanjang
-Perdarahan yang banayk atau sedikit
-Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak
-Tidak haid sama sekali
•Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan
•Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya
•Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
•Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B, atau infeksi virus HIV
•Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
•Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya kerusakan atau kelainan pada organ genitalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya.
2.5.Yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
•Usia reproduksi
•Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektivitas tinggi
•Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
•Setelah melahirkan dan tidak menyusui
•Setelah abortus atau keguguran
•Perokok
•Tekanan darah kurang dari 180/110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan darah atau anemia
•Menggunakan obat untuk epilepsi atau obat tuberklosis
•Tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung esterogen
•Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
•Mendekati usia menopause
2.6.Yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
•Hamil atau dicurgai hamil
•Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
•Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid
•Menderita kanker payudara

•Diabetes melitus