Monday, October 24, 2016

Pendarahan Diluar Siklus Haid Karna Trauma


PERDARAHAN DILUAR SIKLUS HAID KARENA TRAUMA (PERDARAHAN POST COITUS)

DEFINISI

Perdarahan di luar masa haid adalah perdarahan yang terjadi setelah masa haid berhenti atau dapat didefinisikan perdarahan yang terjadi pada seorang wanita dimana wanita tersebut tidak berada  pada siklus menstruasi.Jika terjadi di luar masa haid, meskipun darah yang keluar cuma sedikit atau sekadar vlek, tetap disebut perdarahan(dr. Arju Arnita Sp.OG).
Sedangkan yang dimaksud dengan perdaran diluar siklus haid karena trauma disini adalah dimana seorang wanita mengalami perdarahan baik sedikit ataupun banyak diluar siklus haidnya dikarenakan adanya suatu benda asing yang masuk ke dalam  alat reproduksi wanita yang menimbulkan suatu trauma seperti lecet atau perdarahan yang terjadi setelah melakukan hubungan seksual (post coitus bleeding).

ETIOLOGI

Penyebab perdarahan di luar masa haid dapat dikarenakan banyak hal, sehingga harus diketahui penyebab pasti dari perdarahannya, agar penanganan yang dilakukan tepat. Perdarahan yang terjadi meliputibeberapa lokasi yaitu : perdarahan pada vagina, perdarahan pada leher rahim (servik), perdarahan pada rahim, dimana perdarahan pada vagina dan servik lebih mudah dalaam mendeeteksi dengan menggonakan pemeriksaan inspikulo untuk melihat daerah yang mengalami lecet atau trauma. Sedangkan pada daerah uterus dperlukan pemeriksaan seperti USG untuk melihat lokasi yang mengalami trauma. Peradangan pada serviks (leher rahim) dimana hubungan seksual dapat menyebabkan perdarahan. Kondisi ini disebut dengan erosi serviks, umum terjadi pada wanita muda, wanita hamil, dan mereka yang memakai kontrasepsi pil. Kebanyakan perdarahan berasal dari mulut rahim atau dari dalam rahim, dan jarang yang berasal dari vagina Yang jelas akan mengganggu keadaan umum. HB (hemoglobin) turun, kepala pusing, tekanan darah menurun, nadi meningkat.
Perdarah diluar siklus haid karena trauma yang paling sering ditemukan yaitu perdarahan setelah melakukan hubungan seksual (post coitus bleeding). Dimana  penyebab  pendarahan setelah melakuakan hubungan seksual diantaranya yaitu:
  1. Cervical dysplasia :  (Displasia serviks) merupakan perubahan pra-kanker pada leher rahim.  teorinya dikatakan disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV).. Risiko meningkat dengan beberapa mitra seksual, hubungan seks sebelum usia 18, melahirkan sebelum usia 16, atau sejarah masa lalu dari PMS. Cara deteksi displasia dilakukan dengan pemeriksaan Pap Smear.
  2. Chlamydia : merupakan infeksi bakteri yang biasanya ditularkan melalui aktivitas seksual yaitu dapat ditularksn melalui   kontak dengan cairan semen, cairan vagina, atau darah orang terinfeksi.
  3. Gonorea : biasanya penyakit disebabkan oleh bakteri. Farmasi beberapa perawatan yang tersedia.
  4. Vaginitis atau Cervicitis: merupakan  peradangan atau bengkak dan infeksi pada vagina atau cervix. Dimama terjadi kekurangan hormon estrogen, terutama pada wanita post menopause. Kurangnya lendir pada vagina menyebabkan hubungan seksual menjadi nyeri dan dapat terjadi perdarahan Pengobatan yang dapat dilakukan disesuaikan dengan penyebab dari vaginitis atau cervisitis itu sendiri.
  5. Cervical polyps: Cervical polyps yang halus, merah atau ungu, seperti growths-jari yang tumbuh dari lapisan lendir di cervix atau cervical kanal. Cervical polyps sangat rapuh, memperluas dari cervix.
  6. Trichomoniasis: disebabkan oleh  protozoan. Dapat masuk ke vagina paga proses bersalin karena kurangnya hiegyne selama proses persalinan.  Meskipun jarang, transmisi juga mungkin melalui  keran air, hot tubs, air seni, di WC duduk, dan di kolam renang. Dapat menyebabkan vaginitis.
  7. Vaginal Yeast Infection: Adalah pertu,buhan jamur yang terlalu cepat pada daerah vagina. Umumnya gejala yang sering dirasakan yaitu: rasa gatal, membakar, dan keluar keputihan yang kental, tetapi tidak berbau.
  8. Endometritis atau adenomyosis: Endometritis didefinisikan oleh Dorland's Medical Dictionary, 27. Edition sebagai peradangan pada endometrium (lapisan yang paling dalam dari rahim).
  9. Polip rahim, mirip dengan polip serviks, tetapi bedanya polip rahim  tumbuh didalam rongga rahim.
  10. Fibroid Tumors: adalah massa yang solid yang terbuat dari serabut jaringan. Fibroid Tumors jarang ganas. Gejala fibroid Tumors bervariasi antara perempuan, dengan beberapa perempuan tidak pernah mengalami semua gejala sama sekali. Perempuan yang dapat menunggu sampai mati haid akan melihat fibroids mereka bersembunyi dan hilang setelah tubuh mereka berhenti memproduksi estrogen.
  11. Penyakit peradangan pelvis (PID, pelvic inflammatory disease) akut paling banyak disebabkan oleh infeksi yang naik (ascending) dari vagina atau serviks, yang merupakan peradangan pada traktus genitalia bagian atas. Hal ini dapat menimbulkan kombinasi dari salpingitis, endometriosis, ooforitis, peritonitis pelvis, dan pembentukan abses tubo-ovarian

PENANGANAN

Perdarahan yang abnormal yang terjadi diluar siklus haid merupakan suatu keadaaan yang membahayakan. Dimana pada saat wanita mengalami perdarahan diluar siklus menstruasinya, terlebih lagi apabila wanita tersebut mengalami perdarahaa setelah melakukan hubungan seksual (post coitus bleeding) dicurigai perdarahan ini merupakan suatu gejala keganasan. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu dilakukan pemeriksaan secara didi untuk mengetahui penyebabnya. Untuk mengatasi perdarahan harus diketahui penyebab pasti dari perdarahan tersebut. Semakin dini dilakukan pemeriksaan, semakin dini pula terapi yang akan didapatkan, sehingga kemungkinan untuk teratai akan lebih besar.
Selain itu juga harus diketahui dimana lokasi perdarahan serta penyebab pastinya.  maka dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu USG. Dengan melakukan pemeriksaan USG maka dapat diketahui secara lebih pasti.
Hal yang paling penting dilakukan untuk menghindari masalah-masalah tersebut yaitu dengan melakukan pemeriksaan Pap Smear secara teraatur untuk mendeteksi secara dini kelainan-kelainan yang terjadi pada organ reproduksi. Semua wanita yang sudah pernah melakukan hubungan seksual dianjurkan untuk melakukan tes ini secara rutin, minimal setahun sekali.. Pap smear dilakukan sebagai pencegahan supaya bisa mendeteksi kelainan lebih dini, sehingga terapinya lebih ringan. Kalau stadiumnya sudah tinggi, maka penanganan yang dilakukan juga lebih sulit walaupun dengan melakukan pengangkatan rahim sekalipun belum tentu dapat menjadi solusi yang tepat, karena sel kanker sudah kemana-mana. Jika terdeteksi ada masalah, pap smear bisa dilakukan lebih rutin. 


No comments:

Post a Comment