} Tubektomi
pada wanita ialah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita atau kedua
tuba fallopii yang mengakibatkan wanita tersebut tidak dapat hamil atau tidak
menyebabkan kehamilan lagi.
KEUNTUNGAN
- Motivasi
hanya dilakukan satu kali saja, sehingga tidak diperlukan motivasi yang
berulang-ulang.
- Efektivitas hampir 100%.
- Tidak mempengaruhi libido
seksualis.
- Kegagalan dari pihak pasien tidak
ada.
KERUGIAN
} Tindakan
ini dapat dianggap tidak reversibel, walaupun memang ada kemungkinan untuk
membuka tuba kembali pada mereka yang akhirnya masih menginginkan anak lagi
dengan operasi rekanalisasi.
} Oleh
karena itu, penutupan tuba hanya dapat dikerjakan pada mereka yang
mempunyai syarat-syarat tertentu
INDIKASI
} Seminar
Kuldoskopi Indonesia pertama di Jakarta (18 – 19 Desmber 1972) mengambil
kesimpulan, sebaliknya tubektomi sukarela dilakukan pada wanita yang memenuhi
syarat-syarat berikut :
- Umur termuda 25 tahun dengan 4
anak hidup.
- Umur sekitar 30 tahun dengan 3
anak hidup.
- Umur sekitar 35 tahun dengan 2
anak hidup.
} Pada
konferensi khusus perkumpulan untuk sterilisasi sukarela Indonesia di Medan (3
– 5 Juni 1976) dianjurkan pada umur antara 25 – 40 tahun, dengan jumlah anak
sebagai berikut :
- Umur antara 25 – 30 tahun
dengan 3 anak atau lebih.
- Umur antara 30 – 35 tahun
dengan 2 anak atau lebih.
- Umur antara 35 – 40 tahun
dengan 1 anak atau lebih.
} Umur
suami hendaknya sekurang-kurangnya 30 tahun, kecuali apabila jumlah anak telah
melebihi jumlah yang diinginkan oleh pasangan itu.
CARA TUBEKTOMI
} Saat
Operasi : Tubektomi dapat dilakukan pasca keguguran, pasca persalinan atau masa
interval. Sesudah suatu keguguran, tubektomi dapat langsung dilakukan.
Dianjurkan agar tubektomi pasca persalinan sebaiknya dilakukan dalam 24 jam,
atau selambat-lambatnya dalam 48 jam setelah bersalin. Tubektomi pasca
persalinan lewat 48 jam akan dipersulit oleh edema tuba, infeksi, dan
kegagalan. Edema tuba akan berkurang setelah hari ke 7 – 10 pasca persalinan.
Tubektomi setelah hari itu akan lebih sulit dilakukan karena alat-alat genital
telah mengecil dan berdarah.
CARA MENCAPAI TUBA
- Laparatomi : Cara mencapai tuba
melalui laparatomi biasa, terutama pada masa pasca persalinan.
- Minilaparatomi : Laparatomi khusus
untuk tubektomi ini paling mudah dilakukan 1 – 2 hari pasca persalinan. Uterus
yang masih besar, tuba yang masih panjang, dan dinding perut yang masih
longgar memudahkan mencapai tuba dengan sayatan kecil sepanjang 1 – 2 cm
di bawah pusat.
- Laparoskopi
: Pasien dengan sikap Litotomi-Kanula Robin dipasang pada kanalis
servikalis dan bibir depan serviks dijepit dengan tenakulum bersama-sama. Pemasangan alat-alat ini
dimaksudkan untuk mengemudikan uterus selagi operasi dilakukan.
- Kuldoskopi
: Pasien dengan posisi nungging ( posisi genupektoral ) dan setelah
spekulum dimasukkan dan bibir belakang serviks uteri dijepit dan uteres
ditarik keluar dan agak ke atas. Dilakukan fungsi dengan jarum tauhy di
belakang uteres, dan melalui jarum tersebut udara masuk dan usus-usus
terdorong ke rongga perut. Setelah jarum diangkat, lubang diperbesar,
sehingga dapat dimasukkan kuldeskop. Melalui kuldeskop dilakukan
pengamatan adneksa dan dengan lunam khusus tuba dijepit dan ditarik keluar
untuk dilakukan penutupan.
- Kolpotomi Posterior : Pasien dalam
posisi litotomi. Dinding
belakan vagina dijepit pada jarak 1 dan 3 cm dari serviks dengan 2 buah
cunam. Lipatan dinding vagina diantara kedua jepitan itu digunting
sekaligus sampai menembus peritoneum. Lubang sayatan diperlebar dengan
dorongan spekulum soonawalla. Tuba dapat langsung terlihat atau dipancing
dan ditarik keluar. Mukosa vaginadan peritoneum dijahit secara jelujur,
bersama atau dijahit sendiri-sendiri, lama perawatan 2-3 hari, sedang
anestesi yang dipakai ialah umum atau spinal.
CARA PENUTUPAN TUBA
- Cara
Pameroy : Tuba dijepit kira-kira pada pertengahannya, kemudian diangkat
sampai melipat. Dasar lipatan diikat dengan sehelai catqut biasa No. 0
atau No. 1. Lipatan tuba dipotong diatas lipatan catqut tadi.
- Cara Kroener : Fimbria dijepit
dengan sebuah klem. Bagian tuba proksimal dari jepitan diikat dengan
sehelai benang sutera atau dengan catgut yang tidak mudah diabsorsi.
- Bagian tuba distal dari jepitan
dipotong ( fimbriektomi ).
- Cara Irving : Tuba dipotong
pada pertengahan panjangnya setelah kedua ujung potongan diikat dengan
cutgut kromik No.0 atau 00. Ujung potongan proksimal di tanamkan di dalam
miometrium dinding depan uterus. Ujung potongan distal ditanamkan di dalam
ligamentum latum.
- Pemasangan Cincing Falope :
Cincin Falope (Toon Ring) terbuat dari silikon. Dengan aplikator bagian
ismus tuba ditarik dan cincin dipasang pada bagian tuba tersebut.
- Pemasangan Klip: Klip filshie mempunyai keuntungan dapat digunakan pada tuba yang edema. Klip tidak memperpendek panjang tuba, maka rekanalisasi lebih mungkin dikerjakan.
No comments:
Post a Comment