Saturday, November 15, 2014

TUBEKTOMI


}  Tubektomi pada wanita ialah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita atau kedua tuba fallopii yang mengakibatkan wanita tersebut tidak dapat hamil atau tidak menyebabkan kehamilan lagi.
KEUNTUNGAN
  1. Motivasi hanya dilakukan satu kali saja, sehingga tidak diperlukan motivasi yang berulang-ulang.
  2. Efektivitas hampir 100%.
  3. Tidak mempengaruhi libido seksualis.
  4. Kegagalan dari pihak pasien tidak ada.
KERUGIAN
}  Tindakan ini dapat dianggap tidak reversibel, walaupun memang ada kemungkinan untuk membuka tuba kembali pada mereka yang akhirnya masih menginginkan anak lagi dengan operasi rekanalisasi.
}  Oleh karena itu, penutupan tuba hanya dapat dikerjakan pada mereka yang
mempunyai syarat-syarat tertentu

INDIKASI
}  Seminar Kuldoskopi Indonesia pertama di Jakarta (18 – 19 Desmber 1972) mengambil kesimpulan, sebaliknya tubektomi sukarela dilakukan pada wanita yang memenuhi syarat-syarat berikut :
  1. Umur termuda 25 tahun dengan 4 anak hidup.
  2. Umur sekitar 30 tahun dengan 3 anak hidup.
  3. Umur sekitar 35 tahun dengan 2 anak hidup.
}  Pada konferensi khusus perkumpulan untuk sterilisasi sukarela Indonesia di Medan (3 – 5 Juni 1976) dianjurkan pada umur antara 25 – 40 tahun, dengan jumlah anak sebagai berikut :
  1. Umur antara 25 – 30 tahun dengan 3 anak atau lebih.
  2. Umur antara 30 – 35 tahun dengan 2 anak atau lebih.
  3. Umur antara 35 – 40 tahun dengan 1 anak atau lebih.
}  Umur suami hendaknya sekurang-kurangnya 30 tahun, kecuali apabila jumlah anak telah melebihi jumlah yang diinginkan oleh pasangan itu.
CARA TUBEKTOMI
}  Saat Operasi : Tubektomi dapat dilakukan pasca keguguran, pasca persalinan atau masa interval. Sesudah suatu keguguran, tubektomi dapat langsung dilakukan. Dianjurkan agar tubektomi pasca persalinan sebaiknya dilakukan dalam 24 jam, atau selambat-lambatnya dalam 48 jam setelah bersalin. Tubektomi pasca persalinan lewat 48 jam akan dipersulit oleh edema tuba, infeksi, dan kegagalan. Edema tuba akan berkurang setelah hari ke 7 – 10 pasca persalinan. Tubektomi setelah hari itu akan lebih sulit dilakukan karena alat-alat genital telah mengecil dan berdarah.
CARA MENCAPAI TUBA
  • Laparatomi : Cara mencapai tuba melalui laparatomi biasa, terutama pada masa pasca persalinan.
  • Minilaparatomi : Laparatomi khusus untuk tubektomi ini paling mudah dilakukan 1 – 2 hari pasca persalinan. Uterus yang masih besar, tuba yang masih panjang, dan dinding perut yang masih longgar memudahkan mencapai tuba dengan sayatan kecil sepanjang 1 – 2 cm di bawah pusat.
  • Laparoskopi : Pasien dengan sikap Litotomi-Kanula Robin dipasang pada kanalis servikalis dan bibir depan serviks dijepit dengan tenakulum bersama-sama. Pemasangan alat-alat ini dimaksudkan untuk mengemudikan uterus selagi operasi dilakukan.
  • Kuldoskopi : Pasien dengan posisi nungging ( posisi genupektoral ) dan setelah spekulum dimasukkan dan bibir belakang serviks uteri dijepit dan uteres ditarik keluar dan agak ke atas. Dilakukan fungsi dengan jarum tauhy di belakang uteres, dan melalui jarum tersebut udara masuk dan usus-usus terdorong ke rongga perut. Setelah jarum diangkat, lubang diperbesar, sehingga dapat dimasukkan kuldeskop. Melalui kuldeskop dilakukan pengamatan adneksa dan dengan lunam khusus tuba dijepit dan ditarik keluar untuk dilakukan penutupan.
  • Kolpotomi Posterior : Pasien dalam posisi litotomi. Dinding belakan vagina dijepit pada jarak 1 dan 3 cm dari serviks dengan 2 buah cunam. Lipatan dinding vagina diantara kedua jepitan itu digunting sekaligus sampai menembus peritoneum. Lubang sayatan diperlebar dengan dorongan spekulum soonawalla. Tuba dapat langsung terlihat atau dipancing dan ditarik keluar. Mukosa vaginadan peritoneum dijahit secara jelujur, bersama atau dijahit sendiri-sendiri, lama perawatan 2-3 hari, sedang anestesi yang dipakai ialah umum atau spinal.

CARA PENUTUPAN TUBA
  • Cara Pameroy : Tuba dijepit kira-kira pada pertengahannya, kemudian diangkat sampai melipat. Dasar lipatan diikat dengan sehelai catqut biasa No. 0 atau No. 1. Lipatan tuba dipotong diatas lipatan catqut tadi.
  • Cara Kroener : Fimbria dijepit dengan sebuah klem. Bagian tuba proksimal dari jepitan diikat dengan sehelai benang sutera atau dengan catgut yang tidak mudah diabsorsi.
  • Bagian tuba distal dari jepitan dipotong ( fimbriektomi ).
  • Cara Irving : Tuba dipotong pada pertengahan panjangnya setelah kedua ujung potongan diikat dengan cutgut kromik No.0 atau 00. Ujung potongan proksimal di tanamkan di dalam miometrium dinding depan uterus. Ujung potongan distal ditanamkan di dalam ligamentum latum.
  • Pemasangan Cincing Falope : Cincin Falope (Toon Ring) terbuat dari silikon. Dengan aplikator bagian ismus tuba ditarik dan cincin dipasang pada bagian tuba tersebut.
  • Pemasangan Klip: Klip filshie mempunyai keuntungan dapat digunakan pada tuba yang edema. Klip tidak memperpendek panjang tuba, maka rekanalisasi lebih mungkin dikerjakan.

No comments:

Post a Comment