Friday, November 14, 2014

ASFIKSIA

Definisi
   Asfiksia neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam uterus dan hipoksia ini  berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalam kehamilan, persalinan atau segera setelah bayi lahir. (Sinopsis Obstetri,Rustam Mochtar, MPH
Asfiksia janin atau neonatus akan terjadi jika terdapat gangguan pertukaran gas atau pengangkutan O2 dari ibu ke janin. Gangguan ini dapat timbul pada masa kehamilan, persalinan atau segera setelah lahir. Hampir sehagian besar  asfiksia bayi baru lahir merupakan kelanjutan asfiksia janin, karena itu penilaian janin selama kehamilan dan persalinan memegang peranan penting untuk keselamatan bayi atau kelangsungan hidup yang sempurna tanpa gejala sisa. Dengan menggunakan AFGAR SKOR
Nilai / tanda
1
2
3
Apperance
(warna kulit)
Seluruh tubuh biru
Badan merah muda
Ekstermitas biru
Seluruh tubuh kemerahan
Pulse
(denyut nadi)
Tidak ada
Kurang dari 100 x/ menit
Lebih dari 100 x / menit
Grimace
(reaksi rangsangan)
Tidak ada
Sedikit gerakan
Mimik wajah
Batuk / bersin
Activity
(tonus otot)
Tidak ada
Ekstremitas sedikit fleksi
Gerakan aktif
Respiration
(pernafasan)
Tidak teratur
Lemah, tidak teratur
Baik / menangis
 Atas dasar pengalaman klinis, Asfiksia Neonatorum dapat dibagi dalam :
a)      "Vigorous baby'' skor apgar 7-10, dalam hal ini bayi dalam keadaan seat.
b)      "Mild-moderate asphyxia" (asfiksia sedang) skor apgar 4-6 pada pemeriksaan fisis akan terlihat frekuensi jantung lebih dari lOOx/menit, tonus otot kurang baik atau baik, sianosis, refick iritabilitas tidak ada.
c)      Asfiksia berat: skor apgar 0-3. Pada pemeriksaan fisis ditemukan' frekuensi jantung kurang dari l00x/menit, tonus otot buruk, sianosis berat dan kadang-kadang pucat, reflek iritabilitas tidak ada

Penyebab
Adapun penyebab terjadinya asfiksia adalah:
1. Faktor Ibu
a.       Hipoksia ibu
Terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian obat analgetika atau anestesia dalam. Hal ini akan menimbulkan hipoksia janin.
b.      Gangguan aliran darah uterus
Berkurangnya  aliran darah pada uterus akan menyebabkan berkurangnya pengaliran oksigen ke plasenta dan kejanin. Hal ini sering ditemukan pada
·         Ganguan kontraksi uterus, misalnya hipertoni dan hipotoni akibat  penyakit atau obat.
·         Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan.
·         Hipertensi pada penyakit eklampsia dan lain-lain.
2. Faktor plasenta
Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi plasenta. Asfiksia janin akan terjadi bila terdapat gangguan mendadak pada plasenta, misalnya solusio plasenta, perdarahan plasenta dan lain-lain.
3.      Faktor fetus
Kompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya aliran darah dalam pcmbuluh darah umbilikus dan menghambat pertukaran gas antara ibu dan janin. Gangguan aliran darah ini dapat ditemukan pada keadaan : tali pusat menumbung, tali pusat melilit leher kompresi tali pusat antar janin dan jalan lahir dan lain-lain.
4.      Faktor Neonatus
Depresi pusat pernapasan pada bayi baru lahir dapat terjadi karena :
·         Pemakaian obat anestesia/analgetika yang berlebihan pada ibu secara langsung  dapat menimbulkan depresi pusat pernafasan janin.
·         Trauma yang terjadi pada persalinan, misalnya perdarah intrakranial. Kelainan konginental pada bayi, misalnya hernia diafrakmatika atresia/stenosis saluran pernafasan, hipoplasia paru dan lain-lain
Diagnosis
In utero :
1.        DJJ irregular atau frekuensinya lebih dari 160 atau kurang dari 100 x/menit
2.        Terdapat mekoneum dalam air ketuban (letak kepala)
3.        Analisis air ketuban / amnioskopi
4.        Kardiotopografi
5.        Ultrasonografi
Setelah bayi lahir
·           Bayi tampak pucat dan kebiru-biruan serta tidak bernafas.
Bila sudah mengalami perdarahan di otak maka ada gejala neurologik seperti kejang, nistagmus, dan menangis kurang baik atau tidak menangis.
v  Asfiksia Dalam Kehamilan
       Dapat disebabkan oleh penyakit infeksi akut atau kronis, keracunan obat bius, uremia, dan toksemia gravidarum, anemia berat, cacat bawaan atau trauma. Asfiksia gravidarum tidak begitu penting seperti asfiksia yang terjadi sewaktu persalinan. Karena tidak dapat dilakukan tindakan untuk menolong janin.
v  Asfiksia dalam Persalinan
       Dapat persalinan oleh :
            a. Kekurangan O2, misalnya pada :
o    Partus lama (CPD, serviks kaku, dan atonia atau inersia uteri)
o    Ruptur uteri yang membakat. Kontraksi uterus yang terus menerus mengganggu sirkulasi darah ke plasenta.
o    Tekanan terlalu kuat darikepala anak pada plasenta.
o    Prolapsus tali pusat akan tertekan antara kepala dan panggul.
o    Perdarahan banyak, misalnya plasenta previa dan solusio plasenta.
o     Kalau plasenta sudah tua dapat terjadi post maturitas (serotinus), disfungsia urin
b. Paralisis pusat perafasan akibat trauma dari luar seperti karena tindakan forceps atau trauma dari dalam akibat obat bius.
Pengawasan bayi yang seksama sewaktu memimpin partus adalah penting, juga kerjasama yang baik dengan bagian ilmu kesehatan anak. Yang harus diperhatikan :
o    Hindari forcep tinggi, versi dan ekstraksi pada panggul sempit, serta pemberian ferin dalam dosis tinggi.
o    Bila ibu anemis, perbaiki keadaan ini dan bila ada perdarahan berikan O2 dan darah segar.
o    Jangan berikan obat pada waktu yang tidak tepat dan jangan menunggu terlalu lama pada kala II
Penatalaksanaan
Adapun penatalaksanaan klinisnya adalah dengan:
a.        Tindakan Umum
·         Bersihkan jalan nafas : kepala bayi diletakkan lebih rendah agar lendir mudah mengalir, bila perlu digunakan laringoskop untuk membantu penghisapan lendir dari saluran nafas yang lebih dalam.
·         Rangsang reflek pernafasan : dilakukan setelah 20 detik bayi tidak memperlihatkan bernafas dengan cara memukul kedua telapak kaki menekan tanda achiles.
·         Mempertahankan suhu tubuh.
b.      Tindakan khusus
·         Asfiksia berat
Berikan O2 dengan tekanan positif dan intermiten melalui pipa endotrakeal. dapat dilakukan dengan tiupan udara yang telah diperkaya dengan O2. Bila pernafasan spontan tidak timbul lakukan message jantung dengan ibu jari yang menekan pertengahan sternum 80 –100 x/menit.
·         Asfiksia sedang/ringan
Pasang  reflek  pernafasan (hisap lendir, rangsang nyeri) selama 30-60 detik. Bila gagal lakukan pernafasan Beaging yaitu menekean sternum secara berulang dibarengi dengan pemberian O2.
Prognosis                                  
                        Bayi yang dalam keadaan asfiksia dan pulih kembali harus dipikirkan kemungkinannya menderita cacat mental seperti epilepsi dan bodoh pada masa yang akan datang.

No comments:

Post a Comment