Saturday, November 15, 2014

MIOMA UTERI

1.      PENGERTIAN
Mioma uteri adalah tumor jinak yang berasal dari sel otot polos dan jaringan ikat uterus. Mioma uteri adalah neoplasma yang paling sering terjadi dalam uterus. Diperkirakan sekitar 45% wanita memiliki mioma pada usia 50an namun sebagian besar bersifat asimptomatik.
2.      GEJALA MIOMA UTERI
  • Perdarahan haid berlebihan
  • Nyeri panggul
  • Rasa tidak enak pada abdomen bagian bawah
  • Infertiliti
Perubahan menjadi ganas sangat jarang ( degenerasi sarkomatosa kira kira 1 : 1000 kasus mioma uteri )
3.      PENYEBAB

Penyebab dari mioma pada rahim masih belum diketahui. Beberapa penelitian mengatakan bahwa masing-masing mioma muncul dari 1 sel neoplasma soliter (satu sel ganas)  yang berada diantara otot polos miometrium (otot polos di dalam rahim). Selain itu didapatkan juga adanya faktor keturunan sebagai penyebab mioma uteri. Pertumbuhan dari leiomioma berkaitan dengan adanya hormon estrogen. Tumor ini menunjukkan pertumbuhan maksimal selama masa reproduksi, ketika pengeluaran estrogen maksimal. Mioma uteri memiliki kecenderungan untuk membesar ketika hamil dan mengecil ketika menopause berkaitan dengan produksi dari hormon estrogen. Apabila pertumbuhan mioma semakin membesar setelah menopause maka pertumbuhan mioma ke arah keganasan harus dipikirkan. Pertumbuhan mioma tidak membesar dengan pemakaian pil kontrasepsi kombinasi karena preparat progestin pada pil kombinasi memiliki efek antiestrogen pada pertumbuhannya. Perubahan yang harus diawasi pada leiomioma adalah perubahan ke arah keganasan yang berkisar sebesar 0,04%.


4.      FAKTOR RESIKO
  • Usia
  • Ras
  • Nulipara
  • Riwayat keluarga
  • Obesitas
  • Pemberian pil kontrasepsi oral atau DMPA – depo medroksiprogesteron asetat dapat mengurangi resiko
5.      PATOGENESIS
Faktor yang mengawali terjadinya mioma uteri tidak diketahui secara pasti, namun diketahui bahwa hormon steroid ovarium sangat mempengaruhi pertumbuhannya.
Mioma uteri jarang terjadi sebelum menarche kecuali bila ada stimulasi dari pemberian hormon secara eksogen.
Mioma uteri membesar secara dramatik saat kehamilan.
Mioma uteri memiliki jumlah reseptor estrogen dan progesteron yang lebih banyak dibandingkan dengan sel otot polos lain.
Estrogen memicu proliferasi sel otot polos dan progesteron meningkatkan produksi protein yang mengganggu proses apoptosis ( “programmed cell death”)

Mioma uteri juga memiliki kandungan “growth Factor” yang lebih tinggi yang mampu menstimulasi produksi fibronektin dan kolagen ( komponen utama matriks ekstraseluler yang khas untuk mioma uteri ).
6.      KARAKTERISTIK
Mioma uteri hampir selalu berbentuk bulat – berbatas tegas dengan sekitarnya, berwarna putih, padat dan pada irisan melintang akan terlihat adanya lapisan lapisan yang membentuknya.Meskipun berbatas tegas, mioma uteri tidak memiliki kapsul , pseudocapsule terbentuk akibat adanya otot polos perifer yang tertekan. Sejumlah pembuluh darah dan pembuluh limfe menembus ‘pseudocapsule’ untuk memasok kebutuhan pembesaran tumor.Perubahan degeneratif yang paling sering terlihat adalah “Hyaline degeneration”  dimana jaringan ikat dan otot polos diganti oleh jaringan hialin. Bila bahan hialin terurai akibat gangguan pasokan pembuluh darah maka akan terjadi “cystic degeneration”. Pasca menopause sering terjadi kalsifikasi. Meski sangat jarang perubahan degenerasi yang dapat terjadi adalah “fatty degeneration”. Pada masa kehamilan, 5 – 10% penderita mioma akan mengeluh adanya rasa nyeri akibat “red degeneration”.

7.      JENIS MIOMA UTERI
·         INTRAMURA
·         SUBSEROSA
·         SUBMUKOSA

8.      SIMPTOMATOLOGI
Sebagian besar tidak menunjukkan gejala dan tanda apapun
·         Kecemasan pasien akibat merasa ada sesuatu dalam perutnya
·         Nyeri panggul
·         Rasa berat di abdomen bagian bawah
·         Sakit punggung
·         Gangguan miksi (akibat penekanan tumor pada kandung kemih )
·         Retensio urine atau hidronefrosis akibat tekanantumor yang besar dalam rongga panggul
·         Menoragia ( pada jenis tumor intramural atau submukosa )
·         Metroragia ( pada jenis mioma submukosa yang menyebabkan ulserasi pada endometrium sekitar tumor )
·         Perdarahan banyak dengan segala akibatnya : anemia, lesu, dispnea dan gagal jantung kongestif
·         Mioma uteri jarang menyebakan rasa nyeri yang hebat kecuali pada kasus degenerasi merah ( infark ) yang sering terjadi pada masa kehamilan
·         Dispareunia akibat inkarserasi
·         Dismenorea sekunder
·         Infertliti
·         Abortus


9.      TANDA
·         Untuk tumor yang lebih besar dari 12 – 14 minggu, palpasi abdomen dapat merasakan adanya masa dalam abdomen
·         Untuk tumor submosa, palpasi abdomen tidak akan memberi hasil yang memadai
·         Pada pemeriksaan bimanual, tumor subserosa atau intramural dapat diraba dengan mudah pada pasien dengan dinding abdomen yang tidak terlampau tebal
·         Bila gerakan dari masa tumor diikuti dengan gerakan servik maka diagnosa cenderung pada mioma uteri

10.  DIAGNOSA BANDING
1.      Sarkoma uteri
2.      Inflamasi yang menyebabkan terbentuknya tumor panggul ( hidrosalping, abses tuba )
3.      Kista ovarium
4.      Proses dalam usus
5.      Keganasan kolon
6.      Adenomiosis ( pembesaran uterus secara merata )
11.  PENATALAKSANAAN
Pada umumnya, bila terdeteksi mioma uteri yang kecil maka dilakukan evaluasi tumor 6 bulan kemudian secara ultrasonografis, harus disingkirkan kemungkinan terjadinya pertumbuhan cepat dari leiomiosarkoma
Intervensi diberikan sesuai dengan masalah klinik yang ada
Bila keluhan utama adalah menorrhagia maka dapat dilakukan aspirasi endometrial atau kuretase fraksional untuk terapi dan menegakkan diagnosa.
12.  PENATALAKSANAAN MEDIS
MENORAGIA pada sejumlah kasus dapat diatasi secara hormonal dengan memberikan terapi progestin ( medroksiprogesteron asetat oral atau injelsi ), IUD levonorgestrel atau metode kontrasepsi hormonal kombinasi dengan tujuan utama mengurangi jumlah darah haid
Pemberian GnRH agonis diberikan untuk blokade steroidogenesis ovarium sehingga menghambat proliferasi endometrium dan secara serempak memperkecil volume miomterium dan leiomioma sehingga perdarahan diperkecil dan mengurangi hilangnya darah saat operasi
Percobaan klinik dengan memberikan antiprogesteron receptor antagonis MIFEPRISTONE (RU 486) berhasil mengurangi volume leiomioma sebanyak 50% dalam waktu 3 bulan.
Pemberian dengan dosis 5, 25 atau 50 mg / hari selama 6 bulan dapat menghentukan endometriosis dan mengurangu ukuran mioma tanpa mengganggu densitas tulang seperti yang terlihat pada terapi dengan GnRH agonis.
13.  PEMBEDAHAN
Terapi pembedahan dilakukan pada kasus yang tidak memberikan respon terhadap terapi medikamentosa.

Bila pasien masih menghendaki agar uterus dipertahankan maka terapi pilihan adalah miomektomi.

No comments:

Post a Comment