Thursday, November 27, 2014

KESEIMBANGAN BIDANG TENGAH PANGGUL

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (obstetri fisiologi, UNPAD). Proses persalinan merupakan proses yang sangat rumit dan panjang, juga melibatkan banyak organ. Hal ini dapat menimbukan banyak kesulitan yang akan dihadapi jika salah satu komponen yang terlibat mengalami gangguan atau kelainan.
Factor-faktor yang berperan dalam persalinan normal yaitu :
1.      Power (his)
2.      Passage (jalan lahir)
3.      Passenger (janin)
4.      Psikis (kejiwaan)
5.      Penolong
6.      Position

Distosia
Distosia adalah kelambatan atau kesulitan dalam jalannya persalinan.
Sebab – sebab dystosia dapat dibagi dapat di bagi dalam 3 golongan yaitu:
1.      Dystosia karena kekuatan – kekuatan yang mendorong anak keluar kurang kuat.
a.       Karena kelainan his : inersia uteri atu kelainan his merupakan sebab terpenting dari ditosia.
b.      Karena kekuatan mengejan kurang kuat misalnya karena cicatrix baru pada dinding perut, hernia, diastase, musculus, rectus abnomonalis, atau karena sesak nafas.
2.      Distosia karena kelainan letak atau kelainan anak, misalnya letak lintang, letak dahi, hydrosefalus, atau monstrum.
3.      Distosia karena kelainan jalan lahir seperti panggul sempit, tumor – tumor yang mempersempit jalan lahir.



Distosia karena kelainan jalan lahir
Jenis Kelainan Panggul
Seperti telah dikemukakan oleh Caldewell damn Moloy berdasarkan penyelidikan roentgenologik dan anatomic, panggul- panggul menurut morfologinya dibagi menjadi 4 jenis pokok. Jenis- jenis panggul ini dengan ciri- ciri pentingnya ialah:
1.      Panggul ginekoid dengan pintu atas panggul yang bundar, atau dengan diameter transversa yang lebih panjang sedikit daripada diameter anteroposterior dan dengan panggul tengah serta pintu bawah panggul yang cukup luas
2.      Panggul anthropoid dengan diameter anteroposterior yang lebih panjang daripada diameter transversa, dan dengan arkus pubis menyempit sedikit
3.      Panggul android dengan pintu atas panggul yang berbentuk sebagai segitiga berhubungan dengan penyempitan ke depan, dengan spina isciadika menonjol ke dalam dan dengan arkus pubis menyempit
4.      Panggul platipelloid dengan diameter anteroposterior yang jelas lebih pendek dari pada diameter transversa pada pintu atas panggul dan dengan arkus pubis yang luas
Oleh Caldwell dan Moloy dijelaskan pula bahwa jenis- jenis pokok seperti digambarkan diatas tidak seberapa sering terdapat yang lebih sering ditemukan ialah panggul- panggul dengan ciri- ciri jenis yang satu dibelakang dan ciri-ciri jenis yang satu di bagian belakang dan cirri- ciri yang lain di bagian depan. Berhubungan dengan factor- factor ras dan social ekonomi, frekuensi dan ukuran- ukuran jenis- jenis panggul berbeda- beda diantara berbagai bangsa. Dengan demikian standar untuk panggul normal pada seorang wanita Eropa berlainan dengan standar seorang wanita Asia Tenggara.
Pada panggul dengan ukuran normal, apapun jenis pokoknya, kelahiran pervaginam janin dengan berat badan yang normal tidak akan mengalami kesukaran.akan tetapi karena pengaruh gizi, lingkunan, atau hal- hal lain, ukuran- ukaran panggul dapat menjadi lebih kecil daripada standar normal, sehingga bisa terjadi kesulitan dalam persalinan pervaginam. Terutama kelainan pada panggul android dapat menimbulkan dostosia yang sukar utuk diatasi. Di samping panggul- panggul sempit Karena ukuran- ukuran pada 4 jenis pokok tersebut diatas kurang dari normal, terdapat pula panggul- panggul sempit yang lain, yang umumnya juga disertai perubahan dalam bentuknya. Menurut klasifikasi yang dianjurkan oleh Munro Kerr yang diubah sedikit, panggul- panggul yang terakhir ini dapat digolongkan sebagai berikut.
  1. Perubahan bentuk karena kelainan pertumbuhan intrauterine
    1. Panggul Neagle
    2. Panggul Robert
    3. Split pelvis
    4. Panggul Asimilasi
  2. Perubahan bentuk karena penyakit pada tulang- tulang panggul dan/ sendi panggul
    1. Rakitis
    2. Osteomalasia
    3. Neoplasama
    4. Fraktur
    5. Atropi ,karies, nekrosis
    6. Penyakit pada sendi sakroiliaka dan sendi sakrokoksigeal
3.      Perubahan bentuk karena penyakit tulang belakang
a.       Kifosis
b.      Skoliosis
c.       Spondilolistesis
4.      Perubahan bentuk karena penyakit kaki
a.       Koksitiss
b.      Luksasio koksaa
c.       Atrofi atau kelumpuhan satu kaki
Panggul Neagle hanya mempunyai sebuah sayap pada sakru sehingga panggul tumbuh sebagai panggul miring. Pada panggul Robert kedua sayap sacrum tidak ada, sehingga panggul sempit dalam ukuran melintang. Pada split pelvis penyatuan tulang- tulang panggul paa symphisis tidak terjadi sehingga panggul terbuka di depan.
      Pada panggul asimilasi sacrum terdiri dari 6 os vertebra (asimilasi tinggi) atau 4 os vertebra (asimilasi rendah). Panggul asimilasi tinggi dapaat menimbulkan kesukaran dalam turunnya kepala janin ke rongga panggul. Dahulu panggul rakitis banyak terdapat pada orang- orang miskin di dunia Barat karena mereka pada masa kanak- kanak menderita rakitis sebagai akibat kekurangan vit D serta kalsium dalam makanan dan kurang mendapat sinar matahari, jika anak mulai duduk, tekanan badan pada panggul dan tulang- tulang sendi yang lembek karena rakitis dapat menyebabkan sacrum dengan promontoriumnya bergerak ke depan dan dengan bagian bawahnya ke belakang, dalam proses ini sacrum mendatar. Ciri pokok pada panggul rakitis ialah mengecilnya diameter anteroposterior pada pintu atas panggul. Dewasa ini panggul rakitis dengan kesempitan yang ekstrim tidak ditemukan lagi, akan tetapi panggul picak yang ringan karena gangguan gizi masih terdapat. Demikian osteomasia, suatu penyakit karena gangguan gizi yang hebat dank arena kekurangan sinar matahari, yang menyebabkan perubahan dalam bentuk- bentuk tulang termasuk panggul sehingga rongganya menjadi sempit, kini jarang ditemukan.
      Tumor tulang panggul yang dapat menimbulkan kesempatan jalan lahir jarang sekali terdapat. Demikian pula halnya dengan fraktur tulang panggul yang disebabkan timbulnya kallus , atau karena kurang sempurna sembuhnya yang dapat mengubah bentuk panggul.
      Pada kifosis tulang belakang bagian bawah, sacrum bagian atas di tekan ke belakang, sedang sacrum bagian bawah memutar ke depan. Dengan demikian terdapat panggul corong(tunnel pelvis) dengan pintu atas panggul yang luas dan dengan bidang- bidang yang lain menyempit.
      Pada scoliosis tulang belakang bagian bawah, bentuk panggul dipengaruhi oleh perubahan pada tulang- tulang di atas dan panggul menjadi miring. Kelainan autau penyakit pada satu kaki yang dideita sejak lahir atau dalam masa kanak- kanak menyebabkan kaki tersebut tidak dapat digunakaan  dengan sempurna, sehingga berat badan harus dipikul oleh kaki yang sehat. Akibatnya panggul bertumbuh miring (pada postpoliomyelitis masa kanak- kanak)



Diagnosis panggul sempit dan disproporsi sefalopelvik
Pemeriksaan umum kadang- kadang sudah membawa pikiran kearah kemungkinan kesempitan panggul. Sebagaimana adanya tuberculosis pada kolumna vertebra atau pada panggul, luksasio koksa kongenitalis dan poliomyelitis dalam anamnesis memberi petunjuk penting, demikian pula ditemukannya kifosis, ankilosis pada artikulasio koksa di sebelah kanan atau kiri dan lain- lain pada pemeriksaan fisik umum memberikan isyarat- isyarat tertentu. Pada wanita yang lebih pendek daripada ukuran normal bagi bangsanya, kemungkinan panggul kecil diperhatikan pula,. Akan tetapi apa yang dikemukan di atas tidak dapat diartikan bahwa seorang wanita dengan bentuk badan normal tidak dapat memiliki panggul dengan ukuran- ukuran yang kurang dari normal, ditinjau dari satu atau beberapa segi bidang panggul. Dalam hubungan ini beberapa hal perlu mendapat perhatian. Anamnesis tentang persalinan- persalinan terdahulu dapat memberi petunjuk tentang keadaan panggul. Apabila persalinan tersebut berjalan lancar dengan dilahirkannya janin dengan berat badan yang normal, maka kecil kemungkinan bahwa wanita yang bersangkutan menderita kesempitan panggul yang berarti.
Pengukuran panggul (pelvimetri) merupakan cara pemeriksaan yang penting untuk mendapat keterangan yang lebih banyak tentang keadaan panggul. Pelvimetri luar tidak banyak artinya  untuk pengukuran pintu bawah panggul dan dalam beberapa hal yang khusus seperti panggul miring. Pelvimetri dalam dengan tangan mempunyai arti yang penting untuk menilai secara agak kasar pintu atas panggul serta panggul tengah, dan untuk memberi gambaran yang jelas mengenai pintu bawah ppanggul. Dengan pelvimetri roentgenekologik diperoleh gambaran yang jelas mengenai panggul dan ditemukan angka- angka mengenai ukuran- ukuran dalam ketiga bidang panggul.
Akan tetapi pemeriksaan ini pada masa kehamilan mengandung bahaya, khususnya bagi janin. Oleh sebab itu tidak dapat dipertanggung jawabkan untuk menjalankan pelvimetri roentgenologik secara rutin pada masa kehamilan melainkan harus didasarkan atas indikasi yang nyata, baik dalam masa antenatal maupun dalam persalinan.
Keadaaan panggul merupakan factor penting dalam kelangsungan persalinan, tetapi yang tidak kurang penting ialah hubungan antara kepala janin dengan panggul ibu. Besarnya kepala janin dalam perbandingan dengan luasnya panggul ibu menentukan apakah ada disproporsi sefalovelfik atau tidak. Masih ada factor- factor lain yang ikut menentukan apakah persalinan per vaginam akan berlangsung dengan baik atau tidak, akan tetapi factor- factor ini baru dapat diketahui pada waktu persalinan.




KESEMPITAN BIDANG TENGAH PANGGUL
Kejadian ini sering menyebabkan kejadian “deep tranverse arrest” yaitu letak melintang pada perjalanan persalinan dengan posisio occipitalis posterior, sebuah gangguan putar paksi dalam akibat kesempitan bidang tengah panggul. Bidang obstetric bidang tengah panggul terbentang dari tepi bawah simfisis pubis melalui spina ischiadica dan mencapai sacrum didekat pertemuan antara vertebra Sacralis 4 – 5. Garis penghubung kedua spina ischiadica membagi bidang tengah panggul menjadi bagian anterior dan bagian posterior. Batas anterior bidang tengah panggul bagian anterior adalah tepi bawah Simfisis Pubis dan batas lateralnya adalah rami ischiopubic. Batas dorsal bidang tengah panggul bagian posterior adalah sacrum dan batas lateralnya adalah ligamentum sacrospinosum.
Ukuran rata-rata bidang tengah panggul :
d Diameter tranversal (interspinous) = 10.5 cm
d Diameter Antero Posterior (tepi bawah Sympysis pubis sampai pertemuan Sacrum 4 –5) 11.5 cm
d Diameter Sagitalis Posterior - DSP ( titik pertengahan diameter interspinous dengan pertemuan S4 – S5) 5 cm
Kesempitan bidang tengah panggul tidak dapat dinyatakan secara tegas seperti kesempitan PAP. Tapi dikatakan bahwa bidang tengah panggul itu sempit :
1.      Jumlah diameter transversa dan diameter sagitalis posterior 13,5 atau kurang ( normal 10,5 cm + 5 cm = 15,5 cm)
2.      diameter antara spina < 9 cm
ukuran – ukuran bidang tengah panggul tidak dapat diperoleh secara klinis, harus diukur secara rontgenelogis, tetapi kita dapat menduga kesempitan bidang tengah panggul kalau :
d Spinae ischiadicae sangat menonjol
d Dinding samping panggul konvergen
d Kalau diameter antar tuber ischi 8 ½ cm atau kurang


PROGNOSA
Kesempitan bidang tengah panggul dapat mempengaruhi:
Persalinan:
d persalinan lebih lama dari biasa
d terdapat moulage kepala anak karena banyak waktu yang dipergunakan
d rupture uteri akibat his yang menjadi terlalu kuat dalam usaha mengatasi rintangan yang ditimbulkan
d sebaliknya jika otot rahim menjadi lelah karena rintangan panggul sempit dapat terjadi infeksi intrapartum yang membahayakan ibu dan janin
d  menimbulkan gangguan putaran paksi.
Sedangkan pengaruh pada janin:
d Partus yang lama menambah kematian perinatal apalagi kalau ketuban pecah sebelum waktunya
d Moulage yang kuat dapat menimbulkan perdarahan otak, terutama kalau diameter biparietal berkurang lebih dari ½ cm.
Oleh karena itu apabila diameter antra spina 9cm atau kurang kadang-kadang diperlukan SC.

TERAPI
Kalau persalinan terhenti karena kesempitan bidang tengah panggul maka baiknya dipergunakan ekstraktor vacum, karena ekstraksi dengan forceps kurang memuaskan berhubungan forceps memperkecil ruangan jalan lahir.



DUGAAN PANGGUL SEMPIT :
  • Tinggi badan < 145 cm
  • Bentuk perut : “Perut Gantung” – Pendular Abdomen
  • Cara berjalan ( pincang , miring )
  • Bentuk punggung ( skoliosis , kifosis )

PENANGANAN CPD
Persalinan Percobaan
Setelah dilakukan penilaian ukuran panggul serta hubungan antara kepala janin dan panggul dapat diperkirakan bahwa persalinan dapat berlangsung per vaginan dengan selamat dapat dilakukan persalinan percobaan. Cara ini merupakan tes terhadap kekuatan his, daya akomodasi, termasuk moulage karena faktor tersebut tidak dapar diketahui sebelum persalinan. Persalinan percobaan hanya dilakukan pada letak belakang kepala, tidak bisa pada letak sungsang, letak dahi, letak muka, atau kelainan letak lainnya. Ketentuan lainnya adalah umur kehamilan tidak boleh lebih dari 42 minggu karena kepala janin bertambah besar sehingga sukar terjadi moulage dan ada kemungkinan disfungsi plasenta janin yang akan menjadi penyulit persalinan percobaan.
Pada janin yang besar kesulitan dalam melahirkan bahu tidak akan selalu dapat diduga sebelumnya. Apabila dalam proses kelahiran kepala bayi sudah keluar sedangkan dalam melahirkan bahu sulit, sebaiknya dilakukan episiotomy medioateral yang cukup luas, kemudian hidung dan mulut janin dibersihkan, kepala ditarik curam kebawah dengan hati-hati dan tentunya dengan kekuatan terukur. Bila hal tersebut tidak berhasil, dapat dilakukan pemutaran badan bayi di dalam rongga panggul, sehingga menjadi bahu depan dimana sebelumnya merupakan bahu belakang dan lahir dibawah simfisis. Bila cara tersebut masih juga belum berhasil, penolong memasukkan tangannya kedalam vagina, dan berusaha melahirkan janin dengan menggerakkan dimuka dadanya. Untuk melahirkan lengan kiri, penolong menggunakan tangan kanannya, dan sebaliknya. Kemudian bahu depan diputar ke diameter miring dari panggul untuk melahirkan bahu depan. Persalinan percobaan ada dua macam yaitu trial of labour dan test of labour. Trial of labour serupa dengan persalinan percobaan di atas, sedangkan test of labour sebenarnya adalah fase akhir dari trial of labour karena baru dimulai pada pembukaan lengkap dan berakhir 2 jam kemudian. Saat ini test of labour jarang digunakan karena biasanya pembukaan tidak lengkap pada persalinan dengan pangul sempit dan terdapat kematian anak yang tinggi pada cara ini. Keberhasilan persalinan percobaan adalah anak dapat lahir sontan per vaginam atau dibantu ekstraksi dengan keadaan ibu dan anak baik.
Persalinan percobaan dihentikan apabila pembukaan tidak atau kurang sekali kemajuannnya, keadaan ibu atau anak kurang baik, ada lingkaran bandl, setelah pembukaan lengkap dan ketuban pecah kepala tidak masuk PAP dalam 2 jam meskipun his baik, serta pada forceps yang gagal. Pada keadaan ini dilakukan seksio sesarea.
Seksio Cesarea
Seksio Cesarea elektif dilakukan pada kesempitan panggul berat dengan kehamilan aterm, atau disproporsi sephalopelvik yang nyata. Seksio juga dapat dilakukan pada kesempitan panggul ringan apabila ada komplikasi seperti primigravida tua dan kelainan letak janin yang tak dapat diperbaiki. Seksio sesarea sekunder (sesudah persalinan selama beberapa waktu) dilakukan karena persalinan perobaan dianggap gagal atau ada indikasi untuk menyelesaikan persalinan selekas mungkin sedangkan syarat persalinan per vaginam belum dipenuhi.


REFERENSI

__________. 1984. Obstetri Patologi. Bandung: Elstar Offset.

__________. 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung: Eleman

No comments:

Post a Comment