- DEFINISI
Hymen imperforata/ Atresia hymen merupakan hymen dengan
membrane yang solid tanpa lubang. Hymen imperforata merupakan salah satu dari
penyebab Pseudoamenorrhea / Cryptomenorrhea (haid ada, tetapi darah haid tidak
keluar) yangbersifat kongenital dan abnormalitas ini terjadi pada bagian distal
saluran genitalia wanita.
- ETIOLOGI
Hymen imperforata merupakan suatu malformasi kongenital
tetapi dapat juga terjadiakibat jaringan parut oklusif karena sebelumnya
terjadi cedera atau infeksi. Secaraembriologi, hymen merupakan sambungan antara
bulbus sinovaginal dengan sinusurogenital, berbentuk membrane mukosa yang
tipis. Hymen berasal dari endodermepitel sinus urogenital, dan bukan berasal
dari duktus mullerian. Hymen mengalamiperforasi selama masa embrional untuk
mempertahankan hubungan antara lumenvagina dan vestibulum. Hymen merupakan
lipatan membrane irregular dengan berbagaijenis ketebalan yang menutupi
sebagian orifisium vagina, terletak mulai dari dindingbawah uretra sampai ke fossa
navikularis.
Hymen Imperforata terbentuk karena ada
bagian yang persisten dari membranurogenital dan terjadi ketika mesoderm dari
primitive streak yang abnormal terbagimenjadi bagian urogenital dari membran
cloacal. Hymen Imperforata tanpa mukokolposyang berasal dari jaringan fibrous
dan jaringan lunak antara labium minora sulitdibedakan dengan tidak adanya
vagina. Aplasia dan atresia vagina terjadi karenakegagalan perkembangan duktus
mullerian, sehingga vagina tidak terbentuk danlubang vagina hanya berupa
lekukan kloaka. Pokorny & Kozinetz
(1988) menerangkan bahwa secara anatomi, hymen pada wanita usia
prepubertas (anak-anak) dengan masalah organ genitalia, dijumpai
konfigurasiberupa hymen fimbrae, sirkumferensial danposterior ring.
- GEJALA
KLINIS
Sebagian kelainan ini tidak dikenali sebelum menarche,
setelah itu akan terjadi molimenia menstrualia (nyeri yang siklik tanpa haid),
yang dialami setiap bulan.Sesekali hymen imperforata ditemukan pada neonatus
atau anak kecil. Vagina terisi cairan (sekret) yang disebut hidrokolpos. Bila
diketahui sebelum pubertas, dan segera diberi penanganan asimptomatik, serta
dilakukan hymenektomi, maka dari vagina akan keluar cairan mukoid yang
merupakan kumpulan dari sekresi serviks.
Kebanyakan pasien datang berobat pada
usia 13-15 tahun, dimana gejala mulai tampak, tetapi menstruasi tidak terjadi.
Darah menstruasi dari satu siklus menstruasi pertama atau kedua yang terkumpul
di vagina belum menyebabkan peregangan vagina dan belum menimbulkan gejala.
Darah yang terkumpul di dalam vagina (hematokolpos)
menyebabkan hymen tampak kebiru-biruan dan menonjol (hymen buldging )
akibat meregangnya membran mukosa hymen. Keluhan yang timbul pada pasien adalah
rasa nyeri, kram pada perut selama menstruasi dan haid tidak keluar. Bila
keadaan ini dibiarkan berlanjut maka darah haid akan mengakibatkan over
distensi vagina dan kanalis servikalis, sehingga terjadi dilatasi dan darah
haid akan mengisi kavum uteri (Hematometra).Tekanan intra uterin mengakibatkan
darah dari kavum uteri juga dapat memasuki tubafallopi dan menyebabkan
hemotosalfing karena terbentuknya adhesi (perlengketan) pada fimbriae dan ujung
tuba, sehingga darah tidak masuk atau hanya sedikit yang dapat
masuk ke kavum peritoneum membentuk hematoperitoneum. Gejala yang paling
sering terjadi akibat over distensi vagina, diantaranya rasa
sakit perut bagian bawah, nyeri pelvis dan sakit di punggung bagian belakang.
Gangguan buang air kecil terjadi karena penekanan dari
vagina yang distensi ke uretra dan menghambat pengosongan kandung kemih. Rasa
sakit pada daerah supra pubik bersamaan dengan gangguan air kecil menimbulkan
disuria, urgensi, inkontinensia over flow, selain itu juga dapat disertai
penekanan pada rectum yang menimbulkan gangguan defekasi. Gejala teraba massa di daerah supra pubik
karena terjadinya pembesaran uterus,hematometra, distensi kandung kemih,
hematoperitoneum, bahkan dapat terjadi iritasi menyebabkan peritonitis. Rock
dkk (1997) mengamati 13 pasien hymen
imperforata, 10 pasien diantaranya mengalami distensi uterus dan vagina yang
luas, setelah diamati sampai usia dewasa,seluruh pasien mengalami endometriosis
pelvik, diduga akibat menstruasi retrograde yang terjadi ke dalam rongga
abdolmen, saat hymen imperforata belum tertangani
- PENATALAKSANAAN
a) PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
·
Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan pemeriksaan
darah rutin, dan urinalisa.
b) PEMERIKSAAN IMAGING
·
Foto abdomen (BNO-IVP), USG abdomen serta MRI Abdominal dan
pelvis dapat memberikan gambaran imaging untuk uterovaginal anomaly.
·
Dengan USG dapat segera didiagnosis hematokolpos atau
hematometrokolpos,Selain itu, transrectal ultrasonography dalam membantu delineating
complex anatomy. Apabila dengan
USG tidak jelas, diperlukan pemeriksaan MRI.
·
USG dan MRI sebagai pemeriksaan penunjang untuk mengetahui
apakah ada kongenital anomali traktus urinaria yang menyertai.
c) PEMERIKSAAN
TAMBAHAN LAIN
·
Pemeriksaan Invasif tidak perlu dilakukan untuk membantu
menegakkan diagnosis sampai terapi definitif dilakukan, meningat pasien
akan merasa cemas (kebanyakan pasien usia muda/usia pubertas).
·
Laparoskopi direkomendasikan pada beberapa kasus tertentu
untuk mengevakuasi menstruasi retrograde yang memasuki rongga pelvik dan
intra-abdominal. Prosedur ini diharapkan dapat meminimalisir potensi
terjadinya endometriosis sekunder pada usia dewasa.
d) TINDAKAN
PEMBEDAHAN
Apabila hymen imperforata dijumpai sebelum pubertas, membran
hymen dilakukan insisi/ hymenotomi dengan cara sederhana dengan melakukan
insisi silang atau dilakukan pada posisi 2, 4, 8 dan 10 arah jarum
jam disebut insisi stellate.
Pendapat
lain mengatakan, bila dijumpai hymen imperforata pada anak kecil/ balita tanpa
menimbulkan gejala, maka keadaan diawasi sampai anak lebih besar dan keadaan
anatomi lebih jelas, dengan demikian dapat diketahui apakah yang terjadi hymen
imperforata atau aplasia vagina.
Pada insisi silang tidak dilakukan eksisi membrane hymen,
sementara pada insisi stellate setelah insisi dilakukan eksisi pada kuadran
hymen dan pinggir mukosa hymen di aproksimasi dengan jahitan mempergunakan
benang delayed-absorbable. Tindakan insisi saja tanpa disertai eksisi dapat
mengakibatkan membrane hymen menyatu kembali dan obstruksi membrane hymen
terjadi kembali. Untuk mencegah terjadinya jaringan parut dan stenosis yang mengakibatkan
dispareunia, eksisi jaringan jangan dilakukan terlalu dekat dengan mukosa
vagina.Setelah dilakukan insisi akan keluar darah berwarna merah tua kehitaman
yang kental. Sebaiknya posisi pasien dibaringkan dengan posisi fowler. Selama
2-3 hari darah tetap akan mengalir, disertai dengan pengecilan vagina dan uterus.
Selain itu, pemberian antibiotik profilaksis juga diperlukan. Evaluasi vagina
dan uterus perlu dilakukan sampai 4-6 minggu paska pembedahan, bila uterus
tidak mengecil, perlu dilakukan pemeriksaan inspeksi dan dilatasi serviks untuk
memastikan drainase uterus berjalan dengan lancar. Bila hematokolpos belum
keluar,instrumen intrauterine jangan dipergunakan karena bahaya perforasi dapat
terjadi akibat peregangan uterus yang berlebihan.
REFERENSI
Wiknjosastro,Hanifa prof.dr. 2007. Ilmu Kandungan.
Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
No comments:
Post a Comment