Pendahuluan
Pemeriksaan bayi baru lahir (BBL) meliputi pemeriksaan
seksama BBL dan biasanya dilakukan dalam beberapa jam setelah kelahiran.
Penting untuk melibatkan orang tua dalam pemeriksaan bayi mereka, untuk
menjelaskan semua tindakan yang akan dilakukan. Bila ada kecurigaan anomali,
harus diberikan penjelasan yang jelas dan sederhana. Bila penyampaian kabar
buruk dilakukan dengan tidak baik, bisa terjadi penolakan pada bayinya (Kelnar
& Harvey, 1987).
Pengkajian terhadap bayi pada saat lahir
Pengkajian sesegera mungkin dilakukan setelah bayi
dilahirkan, pengkajian meliputi :
1.
Warna
Bayi dengan keadaan normal lahir dengan
warna kulit tampak merah jambu, dengan ekstremitas bayi tampak kebiruan selama
beberapa jam setelah dilahirkan. Bayi dengan kulit yang lebih gelap cenderung
tampak lebih pucat dibanding warna kulit orang tuanya.
Kemungkinan masalahnya adalah sebagai
berikut :
·
Sianosis, adalah kebiruan disekitar daerah mulut
dan batang tubuh serta mungkin menunjukan masalah pernafasan atau jantung. Bayi
berkulit gelap akan tampak putih kelabu-abuan saat mengalami sianosis. Bila
bayi tampak sianosis, oksigen fasial harus diberikan.
·
Bayi yang sangat pucat mungkin mengalami masalah
jantung, anemia atau syok saat kelahiran, dan perlu resusitasi.
·
Beberapa bayi mengalami kongesti wajah. Ini bisa
disebabkan oleh persalinan cepat atau lilitan tali pusat di leher saat lahir.
Kongesti wajah adalah perubahan warna biru kulit yang dikenal sebagai ruam
petekie, yang tampak disekitar wajah bayi. Bibir dan membran mukosa tampak
merah jambu. Kongesti wajah bisa dikelirukan dengan ruam yang bisa menunjukan
adanya trombositopenia dan dapat ditemukan pada infeksi kongenital seperti
toksoplasmosis, meningitis, atau herpes (Baston & Durward, 2001).
·
Bayi yang sangat merah mungkin mengalami pletora
(menerima transfusi plasenta dalam jumlah besar) seperti pada bayi yang kembar.
·
Setiap derajat ikterik dalam 24 jam setelah
kelahiran adalah tidak normal dan kemungkinan disebabkan oleh penyakit
hemolitik/inkompatibilitas Rhesus atau infeksi kongenital seperti rubela,
toksoplasmosis, herpes, virus sitomegalia, atau sifilis. Pada akhirnya, bayi
juga menunjukan tanda – tanda lain infeksi (Hull & Johnston, 1999).
2.
Pernafasan (Respirasi)
Tidak semua bal memulai pernafasan segera
setelah lahir dan tidak juga menangis pada saat kelahiran. Beberapa kemungkinan
masalahnya adalah :
·
Bila bayi lambat memulai respirasi namun sehat
(denyut jantung, tonus otot, dan kulit baik) petugas dapat merangsang bayi
dengan menggosok bayi dengan handuk. Bila bayi gagal bernafas efektif, petugas
perlu mempertimbangkan upaya resusitasi yang lebih invasi.
·
Bayi takipnea (respirasi >60 per menit pada
bayi aterm), gunting atau atraksi
termal kemungkinan menderita infeksi serius, aspirasi mekoneum, dan masalah
respirasi atau jantung.
·
Bayi yang sangat berlendir, yang tampak hampir
tenggelam dalam sekresi memerlukan pengisapan segera. Bayi seperti ini akan
terus memproduksi sekresi berlebih dan mungkin mengalami atresia esofagus.
·
Tangisan bayi baru lahir sehat berbeda – beda
namun yang biasanya jelas dengan nada tinggi Ata “iritabel”, bisa menunjukan
iritasi serebral.
3.
Denyut jantung
Pengkajian segera denyut jantung bayi baru
lahir dapat dengan mudah dilakukan dengan meletakan dua jari langsung kedada
diatas jantung, atau dengan memegang dasar puntung tali pusat dan menghitung
denyutan jantung. Ini merupakan cara cepat mengkaji berbagai masalah seperti
bradikardia.
Kemungkinan masalahnya adalah sebagai
berikut :
·
Bradikardia bisa segera hilang bila tanda
lainnya baik. Bila tidak, perlu dipertimbangkan upaya resusitasi yang lebih
aktif.
·
Takikardia bisa terjadi sebelum kelahiran dan
bisa menunjukan bahwa bayi mengalami infeksi, aspirasi mekoneum, dan masalah
respirasi atau jantung.
4.
Tonus otot
Bayi baru lahir harus memiliki tonus otot
yang baik.
Kemungkinan masalah yang terjadi adalah :
·
Bayi yang lunglai saat lahir mungkin mengalami
asfiksia
·
Tonus otot yang buruk bisa juga berhubungan
dengan beberapa anomali, seperti sindrom Down.
5.
Refleks / respons
Tidak semua bayi menangis saat lahir tetapi
harus memiliki refleks dan respons yang normal, seperti membuka mata dan
berespons terhadap rangsang eksternal.
Kemungkinan masalah yang terjadi adalah
respons jelek atau tidak merespons rangsangan, bisa merupakan tanda asfiksia.
Pengkajian
retrospeksi mengenai kondisi bayi setelah kelahiran dapat menggunakan Apgar
skor.
Nilai / tanda
|
1
|
2
|
3
|
Apperance
(warna kulit)
|
Seluruh tubuh biru
|
Badan merah muda
Ekstermitas biru
|
Seluruh tubuh kemerahan
|
Pulse
(denyut nadi)
|
Tidak ada
|
Kurang dari 100 x/ menit
|
Lebih dari 100 x / menit
|
Grimace
(reaksi rangsangan)
|
Tidak ada
|
Sedikit gerakan
Mimik wajah
|
Batuk / bersin
|
Activity
(tonus otot)
|
Tidak ada
|
Ekstremitas sedikit fleksi
|
Gerakan aktif
|
Respiration
(pernafasan)
|
Tidak teratur
|
Lemah, tidak teratur
|
Baik / menangis
|
Nilai
8 – 10 : normal
Nilai
5 – 7 : asfiksia ringan
Nilai
4 atau lebih rendah : asfiksia berat
REFERENSI
Chapman,
Vicky. 2006. The Midwife’s Labour &
Birth Handbook. Jakarta : EGC
No comments:
Post a Comment