Friday, November 14, 2014

PEMERIKSAAN BAYI BARU LAHIR (BBL) PADA SAAT KELAHIRAN

Pendahuluan
Pemeriksaan bayi baru lahir (BBL) meliputi pemeriksaan seksama BBL dan biasanya dilakukan dalam beberapa jam setelah kelahiran. Penting untuk melibatkan orang tua dalam pemeriksaan bayi mereka, untuk menjelaskan semua tindakan yang akan dilakukan. Bila ada kecurigaan anomali, harus diberikan penjelasan yang jelas dan sederhana. Bila penyampaian kabar buruk dilakukan dengan tidak baik, bisa terjadi penolakan pada bayinya (Kelnar & Harvey, 1987).

Pengkajian terhadap bayi pada saat lahir
Pengkajian sesegera mungkin dilakukan setelah bayi dilahirkan, pengkajian meliputi :
1.       Warna
Bayi dengan keadaan normal lahir dengan warna kulit tampak merah jambu, dengan ekstremitas bayi tampak kebiruan selama beberapa jam setelah dilahirkan. Bayi dengan kulit yang lebih gelap cenderung tampak lebih pucat dibanding warna kulit orang tuanya.
Kemungkinan masalahnya adalah sebagai berikut :
·         Sianosis, adalah kebiruan disekitar daerah mulut dan batang tubuh serta mungkin menunjukan masalah pernafasan atau jantung. Bayi berkulit gelap akan tampak putih kelabu-abuan saat mengalami sianosis. Bila bayi tampak sianosis, oksigen fasial harus diberikan.
·         Bayi yang sangat pucat mungkin mengalami masalah jantung, anemia atau syok saat kelahiran, dan perlu resusitasi.
·         Beberapa bayi mengalami kongesti wajah. Ini bisa disebabkan oleh persalinan cepat atau lilitan tali pusat di leher saat lahir. Kongesti wajah adalah perubahan warna biru kulit yang dikenal sebagai ruam petekie, yang tampak disekitar wajah bayi. Bibir dan membran mukosa tampak merah jambu. Kongesti wajah bisa dikelirukan dengan ruam yang bisa menunjukan adanya trombositopenia dan dapat ditemukan pada infeksi kongenital seperti toksoplasmosis, meningitis, atau herpes (Baston & Durward, 2001).
·         Bayi yang sangat merah mungkin mengalami pletora (menerima transfusi plasenta dalam jumlah besar) seperti pada bayi yang kembar.
·         Setiap derajat ikterik dalam 24 jam setelah kelahiran adalah tidak normal dan kemungkinan disebabkan oleh penyakit hemolitik/inkompatibilitas Rhesus atau infeksi kongenital seperti rubela, toksoplasmosis, herpes, virus sitomegalia, atau sifilis. Pada akhirnya, bayi juga menunjukan tanda – tanda lain infeksi (Hull & Johnston, 1999).

2.       Pernafasan (Respirasi)
Tidak semua bal memulai pernafasan segera setelah lahir dan tidak juga menangis pada saat kelahiran. Beberapa kemungkinan masalahnya adalah :
·         Bila bayi lambat memulai respirasi namun sehat (denyut jantung, tonus otot, dan kulit baik) petugas dapat merangsang bayi dengan menggosok bayi dengan handuk. Bila bayi gagal bernafas efektif, petugas perlu mempertimbangkan upaya resusitasi yang lebih invasi.
·         Bayi takipnea (respirasi >60 per menit pada bayi aterm), gunting atau atraksi termal kemungkinan menderita infeksi serius, aspirasi mekoneum, dan masalah respirasi atau jantung.
·         Bayi yang sangat berlendir, yang tampak hampir tenggelam dalam sekresi memerlukan pengisapan segera. Bayi seperti ini akan terus memproduksi sekresi berlebih dan mungkin mengalami atresia esofagus.
·         Tangisan bayi baru lahir sehat berbeda – beda namun yang biasanya jelas dengan nada tinggi Ata “iritabel”, bisa menunjukan iritasi serebral.

3.       Denyut jantung
Pengkajian segera denyut jantung bayi baru lahir dapat dengan mudah dilakukan dengan meletakan dua jari langsung kedada diatas jantung, atau dengan memegang dasar puntung tali pusat dan menghitung denyutan jantung. Ini merupakan cara cepat mengkaji berbagai masalah seperti bradikardia.
Kemungkinan masalahnya adalah sebagai berikut :
·         Bradikardia bisa segera hilang bila tanda lainnya baik. Bila tidak, perlu dipertimbangkan upaya resusitasi yang lebih aktif.
·         Takikardia bisa terjadi sebelum kelahiran dan bisa menunjukan bahwa bayi mengalami infeksi, aspirasi mekoneum, dan masalah respirasi atau jantung.

4.       Tonus otot
Bayi baru lahir harus memiliki tonus otot yang baik.
Kemungkinan masalah yang terjadi adalah :
·         Bayi yang lunglai saat lahir mungkin mengalami asfiksia
·         Tonus otot yang buruk bisa juga berhubungan dengan beberapa anomali, seperti sindrom Down.

5.       Refleks / respons
Tidak semua bayi menangis saat lahir tetapi harus memiliki refleks dan respons yang normal, seperti membuka mata dan berespons terhadap rangsang eksternal.
Kemungkinan masalah yang terjadi adalah respons jelek atau tidak merespons rangsangan, bisa merupakan tanda asfiksia.

Pengkajian retrospeksi mengenai kondisi bayi setelah kelahiran dapat menggunakan Apgar skor.
Nilai / tanda
1
2
3
Apperance
(warna kulit)
Seluruh tubuh biru
Badan merah muda
Ekstermitas biru
Seluruh tubuh kemerahan
Pulse
(denyut nadi)
Tidak ada
Kurang dari 100 x/ menit
Lebih dari 100 x / menit
Grimace
(reaksi rangsangan)
Tidak ada
Sedikit gerakan
Mimik wajah
Batuk / bersin
Activity
(tonus otot)
Tidak ada
Ekstremitas sedikit fleksi
Gerakan aktif
Respiration
(pernafasan)
Tidak teratur
Lemah, tidak teratur
Baik / menangis

Nilai 8 – 10 : normal
Nilai 5 – 7 : asfiksia ringan
Nilai 4 atau lebih rendah : asfiksia berat



REFERENSI

Chapman, Vicky. 2006. The Midwife’s Labour & Birth Handbook. Jakarta : EGC

No comments:

Post a Comment