Pada presentasi muka, kepala berada dalam posisi
hiperekstensi sehingga oksiput menempel pada punggung bayi dan bagian dagu
merupakan presenting part.
DIAGNOSIS
Meskipun pemeriksaan abdomen
dapat memperkirakan kemungkinan presentasi muka, diagnosa klinisnya harus
ditentukan pemeriksaan pervaginam. Melalui pemeriksaan pervaginam, gambaran
muka yang dapat dibedakan adalah mulut serta hidung, tulang-tulang pipi dan
sebagian tulang orbita. Kita dapat keliru membedakan presentasi bokong dengan
presentasi muka. Anus dapat keliru dengan mulut dan tuberositasiskii keliru
dengan prominensia zigomatikus (tonjolan tulang pipi). Anus bayi harus berada
satu garis lurus dengan tuberositas iskii, sedangkan mulut bayi dengan
keduatonjolan pipi membentuk sudut-sudut sebuah segitiga. Hasil pemeriksaan
radiografi menunjukan kepala bayi dalam posisi
hiperektensi dan tulang-tulang muka yang berada pada atau sedikit di
bawah pintu atas panggul merupakan gambaran yang cukup khas.
ETIOLOGI
Sebab-sebab presentasi muka
sangat banyak dan pada umumnya berasal dari setiap factor yang menyebabkan
defleksi atau menghalangi fleksi kepala. Karena itu, posisi ekstensi kepala
lebih sering terjadi pada panggul sempit atau pada bayi yang sangat besar.
Insiden penyempitan pintu atas panggul yang tinggi di samping bayi yang besar
harus diingat ketika mempertimbangkan pengelolaan presentasi kepala.
Pada wanita multipara, perut
yang menggangtung merupakan factor predisposisi lain bagi presentasi muka.
Keadaan tersebut menyebabkan punggung bayi menggantung ke depan atau ke arah
lateral, sering dengan arah yang sama seperti ditunjukkan oleh oksiput,
sehingga menambah ekstensi vertebra servikalis dan torakalis.
Pada kasus-kasus yang luar
biasa, pembesaran leher yang mencolok atau lilitan tali pusat di leher dapat
menyebabkan ekstensi. Janin anenchephalus pada umumnya mempunyai presentasi
muka karena kesalahan perkembangan kranium.
MEKANISME
Presentasi muka jarang
ditemukan di atas pintu atas panggul.
Pada umumnya presentasi dahi dapat berubah menjadi presentasi muka setelah
terjadi ekstensi kepala lebih lanjut pada saat kepala turun melewati panggul.
Mekanisme persalinan pada
kasus ini terdiri dari beberapa gerakan utama, yaitu : penurunan kepala, putar
paksi dalam, fleksi, serta gerakan tambahan seperti ekstensi dan putar paksi
luar. Penurunan disebabkan
oleh faktor-faktor yang sama seperti presentasi verteks. Ekstensi terjadi
akibat hubungan badan bayi dengan defleksi kepala, yang berubah menjadi poros
dua lengan dimana lengan yang lebih panjang menjulur dari kondilus oksipitalis
ke oksiput. Bila dijumpai ada hambatan, oksiput harus didorong ke arah punggung
bayi sementara dagu turun.
Tujuan putar paksi dalam pada
presentasi muka adalah membuat dagu berada di bawah symphisis pubis. Persalinan
normal tak dapat diselesaikan dengan cara lain kecuali bila kepala bayi kecil.
Hanya dengan cara ini, leher cenderung berada di permukaan posterior symphisis
pubis. Jika dagu langsung memutar ke arah posterior, leher yang relatif pendek
tak dapat terentang pada permukaan anterior sakrum yang panjangnya sekitar 12
cm. Oleh sebab itu, kelahiran kepala jelas tidak mungkin terjadi, kecuali bila
bahu telah masuk panggul pada saat yang sama, yaitu suatu kejadian yang baru
bisa terjadi kalau bayi sangat kecil atau sudah mengalami maserasi. Putar paksi
dalam pada presentasi muka merupakan akibat faktor-faktor yang saam seperti
pada presentasi verteks.
Setelah rotasi anterior dan
penurunan, bagian dagu dan mulut akan terlihat pada vulva, permukaan bawah dagu
menekan symphisis dan kepala dapat dilahirkan dengan fleksi kepala. Hidung,
mata, dahi, dan oksiput secara berturut-tururt tampak di atas margo anterior
perineum. Setelah kepala lahir, oksiput menggantung ke belakang ke arah anus.
Dalam waktu singkat, dagu mengadakan putar paksi luar ke arah sisi di mana
bagian dagu mula-mula menghadap, dan kemudian kedua belah bahu dilahirkan
seperti pada presentasi verteks.
Sering oedema mengubah bentuk
muka sehingga dapat mengacaukan gambaran bayi dan menyebabkan kesalahan
diagnosis presentasi bokong. Pada saat yang sama, kepala mengadakan moulage
yang ditandai oleh bertambah pajangnya diameter mento oksipitalis kepala.
PROGNOSIS
Pada umumnya persalinan pada
presentasi muka berlangsung tanpa kesulitan. Hal ini dapat dijelaskan karena
kepala masuk ke dalam panggul dengan sirkumferensia trakeloparietalis yang
hanya sedikit lebih besar daripada sirkumferensia suboksipitobregmatika. Tetapi
kesulitan persalinan dapat terjadi karena adanya kesempitan panggul dan janin
yang besar yang merupakan penyebab terjadinya presentasi muka tersebut. Di
samping itu dibandingkan dengan letak belakang kepala, muka tidak dapat
melakukan dialtasi serviks secara sempurna dan bagian terendah harus turun
sampai ke dasar panggul sebelum ukuran terbesar kepala melewati pintu atas
panggul.
Dalam keadaan dimana dagu
berada di belakang, prognosis menjadi kurang baik bila dibandingkan dengan dagu
di depan, karena dalam keadaan tersebut janin yang cukup bulan tidak mungkin
dapat lahir pervaginam.
PENATALAKSANAAN
Dalam keadaan tanpa
penyempitan panggul dan dengan persalinan spontan yang efektif tanpa adanya
gawat janin, persalinan pervaginam biasanya akan berhasil. Bila proses
persalinan tersebut dibiarkan, pemantauan terhadap jantung bayi sebaiknya
dilakukan dengan menggunakan alat-alat eksternal untuk menghindari kerusakan
pada muka dan mata bayi. Seperti disebutkan di atas, presentasi muka pada bayi
aterm leboh sering terjadi pada kasus penyempitan pintu atas panggul. Karena
itu, sectio caesarea sering terbukti sebagai cara yang terbaik untuk persalinan
bayi aterm dengan presentasi muka.
Metode pelaksanaan lainnya
untuk presentasi muka, bila ada, jarang merupakan indikasi dalam obstetri
modern. Cara yang dianggap sudah usang adalah dengan melakukan upaya untuk
mengubah secara manual presentasi muka menjadi presentasi verteks melalui
rotasi manual atau dengan forceps dari dagu posterior persisten menjadi posisi
mentum anterior dan kemudian versi serta ekstraksi podali internal. Semua cara
tersebut dapat menyebabkan trauma yang serius baik bagi bayi maupun ibu.
No comments:
Post a Comment